POTRETRIAU.com - Rusia dua hari lalu menyita tiga kapal laut Ukraina di perairan Krimea setelah sebelumnya menembaki ketiga kapal itu dan melukai beberapa pelaut Ukraina. Kapal yang disita adalah dua kapal bersenjata artileri Berdyansk dan Nikopol serta satu kapal penarik Yani Kapu.
Insiden itu membuat kedua negara dalam situasi waspada perang.
Peristiwa dua hari lalu merupakan puncak dari ketegangan selama beberapa bulan di Laut Azov, wilayah perairan sebelah utara Laut Hitam yang meliputi Ukraina dan Rusia.
Ukraina menuding Moskow ingin menerapkan blokade ekonomi di pelabuhan mereka di Laut Azov. Kedua negara masih berseteru sejak Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung pemberontakan di sebelah timur wilayah Donbass yang sejauh ini telah menewaskan 10 ribu orang.
Sengketa soal siapa yang menguasai Laut Azov dan Selat Kerch yang menghubungkan Laut Hitam ke perairan selatan memang bukan hal baru. Ketegangan ini dimulai sejak Vladimir Putin terpilih menjdi presiden Rusia pada 2003.
Dilansir dari laman Haaretz. Senin (26/11), sengketa ini sempat melunak setelah pada 2003 dibuat kesepakatan yang menyatakan kedua negara bisa memakai Selat Kerch dan Luat Azov secara bebas untuk keperluan komersil dan kedua pihak harus memberitahu jika tengah mengerahkan kapal militer.
Ketegangan kembali memanas tahun ini setelah Ukraina menuding Rusia kerap menahan kapal yang berlayar dari pelabuhan mereka di Laut Azov dengan maksud mengganggu perdagangan.
Rusia sebaliknya menuduh Ukraina mengganggu kapal Rusia di perairan itu.
Mariupol, yang sempat dikuasai separatis pro-Rusia pada 2014 sebelum direbut kembali oleh pasukan Ukraina, adalah kawasan vital untuk ekspor besi dan gandum serta impor batu bara.
Ukraina mengatakan perdagangan mereka turun 30 persen sejak Rusia mulai mengganggu kapal-kapal mereka. Ekspor dari Mariupol anjlok enam persen dan impor juga turun hampir sembilan persen tahun ini.
Aparat keamanan (FSB) Rusia kemarin mengatakan patroli perbatasan mereka menyita tiga kapal laut Ukraina di Laut Hitam.
kapal ukraina disita rusia di pelabuhan kerch Reuters
FSB mengatakan mereka terpaksa melakukan itu karena dua kapal Ukrainan dan satu kapal penarik telah memasuki wilayah perairan mereka secara ilegal dan mengabaikan peringatan.
"Senjata kami gunakan untuk memaksa kapal Ukraina itu berhenti," kata pernyataan FSB yang dikutip media pemerintah Rusia, seperti dilansir laman France24, Senin (26/11).
"Akibatnya tiga kapal Ukraina disita di wilayah perairan Federal Rusia di Laut Hitam."
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Ukraina melanggar hukum internasional, termasuk hukum laut internasional.
Ukraina menyangkal kapal mereka berbuat salah dan menuding Rusia melakukan agresi. Ukraina mendesak komunitas internasional menghukum Rusia atas kejadian ini.
Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyerukan kedua pihak menahan diri dan menyerukan segera diadakan pertemuan dengan pihak Ukraina.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan insiden ini akan dibahas dalam Dewan Keamanan PBB hari ini.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko membahas masalah ini dengan para petinggi militernya dan mengatakan dia akan mengajukan darurat militer kepada parlemen dan memerintahkan pasukan militer siaga.
Rusia pada 2014 merebut Krimea dan membangun jembatan menghubungkan wilayah itu dengan sebelah selatan Rusia di atas Selat Kerch, perairan sempit yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Azov.
Reuters melaporkan Rusia mengerahkan sedikitnya dua jet tempur Sukhoi untuk mengawal kawasan sengketa itu.
Stasiun televisi Rusia mengatakan helikopter perang juga dikerahkan ke kawasan itu.