Suriah Diserang, Iran Sebut Sudah Tidak Sabar Serbu Israel

POTRETRIAU.com - Petinggi angkatan bersenjata Iran menyatakan mereka tidak sabar untuk menyerang Israel. Hal itu disampaikan menyusul sikap saling serang antara Suriah, yang merupakan sekutu Iran, dan Negeri Zionis.

"Kami siap dan sudah tidak sabar untuk berperang dengan rezim Zionis dan menghapus mereka dari muka bumi," kata Kepala Angkatan Udara Iran, Brigjen Aziz Nasirzadeh kepada Kelab Jurnalis Muda Iran, seperti dilansir Reuters, Senin (21/1).

Israel memang sudah beberapa kali menggelar serangan ke sejumlah lokasi di Suriah, tetapi tidak pernah mengaku bertanggung jawab. Mereka mengklaim serangan itu untuk melumpuhkan persenjataan Iran.

Konfrontasi Israel dan Suriah dikhawatirkan akan semakin terbuka dan melebar, di samping perang saudara yang berkecamuk di Suriah sejak 2011 silam. Presiden Suriah, Bashar al-Assad memang meminta bantuan Iran dan Rusia untuk memerangi kelompok oposisi yang merupakan Muslim Sunni.

Kedua negara itu memang berhasil membantu Suriah merebut kembali wilayah yang sempat diduduki pemberontak. Kini tinggal dua wilayah yang masih dikuasai pasukan lain.

Pemerintah Rusia menyatakan khawatir sikap Israel akan membuat konflik di kawasan itu melebar. Mereka selama ini memasok sistem persenjataan antiserangan udara untuk Suriah, berikut jet-jet tempur dan peralatan lainnya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengklaim mereka menggelar serangan ke Suriah untuk melumpuhkan kekuatan Iran dan milisi Syiah asal Libanon, Hizbullah yang juga berada di Suriah. Mereka mengaku keduanya merupakan ancaman bagi Negeri Zionis itu.

"Kami punya kebijakan tetap untuk menyerang fasilitas Iran di Suriah dan menghabisi siapapun yang membahayakan kami," kata Netanyahu.

Netanyahu menyatakan dia mengerahkan jet-jet tempur untuk membalas serangan roket dari Suriah. Sasaran utamanya adalah sejumlah gudang amunisi yang diduga menyimpan persenjataan dari Iran di dekat Bandara Damaskus, serta lokasi operasi intelijen dan kamp pelatihan militer.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, sistem antiserangan udara mereka berhasil mencegat 30 rudal jelajah dan bom dengan pemandu dari Israel. Mereka menyatakan Israel menargetkan Pasukan Quds Iran, yakni satuan khusus dari Garda Revolusi yang memang dikirim untuk beroperasi di luar negeri.


Baca Juga