Selama 8 Bulan Buron, Mantan Ketua KONI Kampar Serahkan Diri ke Jaksa dan Ditahan

PEKANBARU, POTRETRIAU.com - Berakhir sudah pelarian Surya Darmawan, dugaan korupsi pembangunan gedung rawat inap tahap III RSUD Bangkinang, Kabupaten Kampar. Surya Darmawan menyerahkan diri ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau, Senin (10/10/2022)

Mantan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kampar sudah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Kejati Riau sejak Selasa, 8 Februari 2022, dan fotonya disebar untuk dikenal oleh masyarakat. Dia sudah beberapa kali dipanggil tapi mangkir.

Surya Darmawan datang ke Kantor Kejati Riau pada pukul 09.30 WIB. Kemudian, dia menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di ruang Pidana Khusus Kejati Riau.

"Sekitar pukul 09.30 WIB, tersangka SD telah menyerahkan diri ke penyidik   Kejati Riau dan langsung dilakukan proses pemeriksaan," ujar Kepala Seksi (Kasi) Penyidikan Penyidikan Bidang Pidsus Kejati Riau, Rizky Rahmatullah, didampìngi Kasi Penkum dan Humas, Bambang Heripurwanto

Rizky mengatakan, Surya Darmawan sudah beberapa kali tidak memenuhi panggilan penyelidikan sejak ditetapkan sebagai tersangka pada 27 Januari 2022. "Kita sudah melakukan pemanggilan tiga kali, termasuk saat diminta hadir sebagai saksi," kata Rizky.

Surya Darmawan dicecar 15 pertanyaan. Rizky menyebut, selamat kabur, Surya Darmawan mengaku mengaku diri ke luar kota. Dia selalu berpindah dari satu kota ke kota di Jawa seperti Jakarta, Yogyakarta dan Pandeglang.

pukul 14.05 WIB, Surya Darmawan selesai menjalani pemeriksaan, dan cek kesehatan. Mengenakan rompi tahanan warna merah dia dibawa ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Pekanbaru.

Rizky mengatakan, Surya Darwan ditahan selama 20 hari, terhitung 10 Oktober 2022. Selama ditahan, pemeriksaan akan melanjutkan pemeriksaan Surya Darmawan sebagai tersangka, termasuk saksi-saksi.

Saat ini, ungkap Rizky, penyidik   masih mencari satu orang tersangka lain yakni Kiagus Toni Azwarani. Dia juga sudah beberapa kali manggir dari panggilan penyidik   dan kabur. "Satu orang menduga kami menganggap dirinya adalah KTA," ungkap Rizky.

Surya Darmawan merupakan 1 dari total 6 tersangka yang dinilai bertanggung jawab dalam dugaan pembangunan instalasi rawat inap tahap III RSUD Bangkinang, Kabupaten Kampar.

Perkara ini, ditangani oleh jaksa penyidik   Pidana Khusus Kejati Riau. Empat orang tersangka, sudah dihadapkan ke meja hijau dan sedang menjalani proses sidang di Pengadilan Tipikor Pada Pengadilan Negeri Pekanbaru.

Mereka yaitu Emrizal sebagai Project Manager, Abdul Kadir Jaelani sebagai Direktur PT Fatir Jaya Pratama, Mayusri sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Rif Helvi, Team Leader Management Konstruksi (MK) atau Pengawas.

Sementara Surya Darmawan dan 1 orang tersangka lagi bernama Kiagus Toni Azwarani, selaku Kuasa Direksi PT Gumilang Utama, kabur. Surya Darmawan menyerahkan diri setelah 8 bulan jadi buron.

Dalam perkara ini, Surya Darmawan dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 3 Undang-undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pemberantasan Korupsi, Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

dekat, kegiatan pembangunan ruang Irna tahap III di RSUD Bangkinang dilakukan dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Kesehatan. Pagu anggaran Rp46.662.000.000. Kegiatan pembangunan dilaksanakan oleh PT Gemilang Utama Allen sebagai pemenang lelang dengan nilai kontrak sebesar Rp46.492.675.038.

Perusahaan ini disebut pinjam bendera. Management Konstruksi dilaksanakan oleh PT Fajar Nusa Konsultan sebagai pemenang lelang. Sampai dengan berakhirnya jangka waktu pelaksanaan 22 Desember 2019 sesuai kontrak, pekerjaan tidak dapat diselesaikan penyedia.

Selanjutnya dilakukan penambahan waktu 90 hari kalender (sampai 21 Maret 2020) yang diperlukan dalam Adendum Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan. Akan tetapi pembangunan tetap tidak dapat diselesaikan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik oleh ahli fisik terdapat item-item pekerjaan sesuai kontrak yang tidak dikerjakan oleh penyedia. Seperti kamar mandi, lift yang belum dikerjakan, ada beberapa item yang tidak sesuai spek.

Dari perhitungan kerugian keuangan negara oleh auditor diperoleh nilai kerugian sebesar Rp8.045.031.044,14. Audit dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Riau.

Hasilan penyidikan Pidana Khusus Kejati Riau, puluhan miliar anggaran proyek itu dinikmati oleh pihak tertentu. Mulai dari Ketua KONI Kampar Surya Darmawan yang terlupakan sebagai makelar hingga Komisaris PT Fatir Jaya Pratama, Abdul Kadir Djailani.

Penyidik   mengantongi aliran dana ke pihak tersebut yang ditetapkan sebagai tersangka. Salah satunya bukti bonggol cek dan rekening koran PT Gemilang Utama Allen yang mengerjakan proyek ini.***


Baca Juga