Rumah Bersejarah Rengasdengklok, Saksi Bisu Perumusan Proklamasi

POTRETRIAU.com — Rumah bersejarah di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjadi saksi bisu peristiwa penting menjelang kemerdekaan Indonesia pada 1945. Kediaman milik Djiauw Kie Siong menjadi tempat perumusan awal naskah proklamasi oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan rombongan pada 15 Agustus 1945.

Hal tersebut disampaikan oleh Yanto, cucu Djiauw Kie Siong, saat ditemui pada Jumat (8/8/2025). Ia mengisahkan bagaimana rumah kakeknya digunakan sebagai lokasi rahasia untuk rapat kenegaraan.

Djiauw Kie Siong, lahir pada 1880, dikenal sebagai petani sekaligus pengambil pasir di Sungai Citarum menggunakan rakit bambu. Rumahnya yang sederhana dibangun di tepi Kali Citarum dan dipilih langsung oleh Sukarno karena lokasinya strategis, tenang, dan jauh dari pantauan tentara Jepang.

“Saat itu rumah dipinjam langsung oleh Bung Karno untuk rapat bersama 12 orang rombongan pejuang kemerdekaan. Demi menjaga kerahasiaan, kakek bahkan diminta meninggalkan rumah sementara,” ujar Yanto.

Peristiwa tersebut terjadi hanya dua hari sebelum pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jakarta.

Kini, tidak jauh dari rumah tersebut berdiri Monumen Proklamasi Rengasdengklok atau Tugu Kebulatan Tekad. Monumen ini dibangun masyarakat setempat pada 1950 untuk mengenang perumusan naskah proklamasi di tempat itu.

Di dalam rumah peninggalan sejarah tersebut masih terawat berbagai barang asli, seperti tempat tidur Sukarno dan Hatta, meja perumusan teks proklamasi, serta foto-foto keluarga pejuang.

Yanto menyampaikan kesiapannya jika pemerintah ingin mengambil alih rumah tersebut demi pelestarian, namun hingga kini belum ada upaya dari pemerintah pusat maupun daerah.

Ia pun berharap generasi muda tidak melupakan sejarah perjuangan bangsa. “Masih banyak kisah di Karawang yang belum terungkap. Jangan sampai generasi muda lupa,” tegasnya.

Sementara itu, Monumen Proklamasi di dekat rumah tersebut menggambarkan relief perjuangan bangsa, mulai dari masa penjajahan Jepang, perumusan proklamasi, hingga pengibaran bendera merah putih. Setiap tanggal 16 Agustus, monumen ini menjadi lokasi upacara bendera untuk memperingati pengibaran bendera pertama di Karawang pada 1945.


Baca Juga