Ide Bambang Pamungkas untuk Hentikan Kekerasan di Sepak Bola Indonesia

POTRETRIAU.COM- Striker Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, akhirnya mengungkapkan pemikirannya terkait permasalahan rivalitas suporter sepak bola yang kerap memakan korban jiwa.

 

Dalam tulisan terbarunya, Bambang Pamungkas menawarkan gagasan yang cukup ekstrem karena melihat hukuman denda terhadap klub sudah tidak efisien lagi.

 

Korban jiwa kembali terenggut ketika seorang suporter Persija Jakarta dikeroyok dan dianiaya hingga merenggang nyawa di sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Peristiwa yang tergolong sadis dan kembali menyakiti sepak bola Indonesia.

 

Sejumlah ide untuk mengakhiri itu semua disuarakan, terutama di media sosial. Membekukan kompetisi menjadi satu wacana yang diusulkan. Selain itu, Kemenpora dan BOPI menunggu sikap tegas PSSI dan PT Liga Indonesia Baru terhadap permasalahan ini.

 

Bambang Pamungkas, pemain senior Persija, pun mengungkapkan gagasannya. Sebagai seorang pemain profesional yang hidup dari sepak bola, pemain yang akrab disapa Bepe itu menilai hukuman denda kepada klub yang selalu diberlakukan karena ulah suporter bukan lagi hukuman yang efektif, terutama ketika para suporter seakan sudah tak peduli dengan beban yang dipikul klub karena perilaku mereka.

 

"Di Indonesia, hukuman denda kepada klub untuk ulah yang dilakukan suporter sudah tidak lagi efektif. Hal tersebut tidak berdampak langsung kepada suporter," ujar Bambang Pamungkas dalam tulisan terbarunya, "Kita (Mungkin) Memang Tak Pantas", yang diunggah ke dalam situs pribadinya.

 

"Mereka merasa membayar untuk menyaksikan pertandingan, sehingga yang ada di dalam benak mereka adalah, 'Ya tinggal bayar saja pakai uang tiket. Toh kita nonton bayar kok'. Hukuman model ini hanya memberatkan klub, namun tidak memberikan efek jera kepada sumber permasalahannya," lanjutnya

 

Ide ekstrem pun diberikan oleh Bepe agar suporter bisa merasakan dampak langsung dari hukuman tersebut. Bambang Pamungkas pun berharap dengan demikian suporter bisa ikut berpikir dan menjaga perilaku untuk kebaikan klub kesayangannya.

 

"Untuk suatu masalah yang ekstrem diperlukan tindakan yang juga ekstrem. Ketakutan dan kekecewaan terbesar suporter adalah ketika melihat tim kebanggaannya kalah (tidak mendapatkan poin). Menurut saya, federasi dalam hal ini PSSI harus mulai bermain di zona itu. Dengan apa? Dengan pengurangan poin. Tinggal dilihat saja pada tingkatan mana pelanggaran yang dilakukan oleh suporter. Semakin berat masalah yang dibuat suporter sebuah tim, maka semakin banyak poin yang akan dikurangi," usulnya.

 

"Jadi jika suporter tidak ingin tim kesayangannya mendapatkan pengurangan poin, ya harus menjaga perilaku di dalam dan di sekitar stadion dengan sebaik mungkin. Dari sana kita harapkan akan timbul rasa khawatir sehingga kemudian menimbulkan introspeksi dan saling mengingatkan di antara mereka. Hukuman pengurangan poin akan menjadi hukuman yang teramat sangat berat bagi sebuah tim. Hukuman yang juga akan langsung dirasakan oleh suporter tim tersebut," lanjut Bambang Pamungkas.


Baca Juga