sandiaga uno
SAMARINDA, POTRETRIAU.com - Cawapres 02, Sandiaga Salahuddin Uno atau yang dikenal dengan Sandiaga Uno, berjanji akan membuka peluang kerja bagi para putera-puteri bangsa, jika ia dan Prabowo menang di pilpres 2019 mendatang.
Hal ini diungkapkan Sandiaga saat melakukan kunjungan ke Kota Samarinda, Sabtu (5/1/2018).
"InsyaAllah, jika amanag diberikan kepada saya dan Pak Prabowo, untuk memimpin bangsa ini, kita akan pastikan peluang kerja terbuka luas untuk putera dan puteri bangsa, bukan untuk asing," ujar Sandiaga, seperti dikutip GoNews.co dari akun twiternya.
Pasalnya kata Sandi, tahun-tahun yang akan datang, kaum milenial akan menjadi pasar utama yang akan tumbuh di Indonesia.
"Jangan hanya menjadi penonton menyaksikan negeri tercinta diserbu pekerja asing. Kita harus mampu menjadi pemain di negeri sendiri," lanjutnya.
Di Samarinda, Sandiaga bertemu dengan anak-anak muda para generasi milenial guna mendengarkan ide serta gagasan-gagasan mereka.
"Indonesia ini negara yang kaya akan sumber daya alam, semua kekayaan ini harus kita gunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.
Sebelumnya, keberadaan tenaga asing di Indonesia menjadi sorotan disaat pengangguran masih meraja lela. Setelah beberapa daerah seperti Manado, Bogor dan Palembang serta daerah lain, kini di Provinsi Riau juga sedang ribut soal tenaga asing.
Sektor usaha perkebunan kelapa sawit di Riau bukan sebatas berkah bagi masyarakat setempat, melainkan juga Tenaga Kerja Asing (TKA). Hal ini terkadang menimbulkan gesekan antar tenaga kerja, terlebih bila menyangkut fasilitas yang diberikan perusahaan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau, Rashidin Siregar, mengatakan pihaknya bukan tutup mata atas persoalan tersebut. Hanya saja, pihak pemerintah juga tidak bisa masuk terlalu jauh ke dalam urusan internal perusahaan.
"Khusus fasilitas, itu sebenarnya tergantung perusahaan saja. Tenaga Kerja Asing (TKA) itu bikin kontrak, kalau memang permintaan itu dipenuhi perusahaanm kita tidak bisa berbuat lebih," ujarnya, Jum'at (4/1/2018) seperti dilansir GoNews.co dari Gatra.com.
Keberadaan tenaga kerja asing di Riau ditaksir menembus angka 1.000 tenaga kerja. Sebaran mereka umumnya berada di perusahaan-perusahan skala besar.
Ada pun isu fasilitas bagi TKA ini mencuat ketika adanya aduan dari masyarakat ke DPRD Riau. Dikatakan Rashidin, pihaknya juga rutin melakukan pengecekan terhadap fasilitas yang diperoleh tenaga kerja domestik.
"Kalau tenaga kerja Indonesia, seandainya fasilitas tidak baik ya kita surati lagi perusahaan. Terutama kelayakan penginapan seperti mess, yang berpatokan kepada sisi kesehatan serta lingkungan tenaga kerja di perusahaan tersebut," sambungnya.
Dalam lawatan Komisi V DPRD Riau ke salah satu perusahaan pengolahan kayu yang berlokasi di Siak, anggota DPRD mendapati keberadaan TKA yang umumnya berasal dari Taiwan.
TKA asal Taiwan ini diketahui banyak bekerja sebagai staf ahli perusahaan. Keberadaan mereka di area kerja perusahaan diikuti oleh penyediaan fasilitas penunjang.
Menurut ketua Komisi V DPRD Riau, Aherson, fasilitas yang diberikan kepada TKA tersebut melebihi fasilitas yang diberikan kepada tenaga kerja lokal yang mendapat jabatan struktural di perusahaan.
"Mereka diberikan fasilitas yang mewah, tidak sama dengan tenaga kerja domestik yang bekerja di sana. Padahal mereka (TKA) bukan pejabat struktur," jelas Aherson saat itu. ***