Memprihatinkan, Turap Senilai Rp2,2 Miliar di Kecamatan Ujung Batu, Rohul Ambrol

Selasa, 26 Februari 2019

ROHUL, POTRETRIAU.com - Turap pengendali banjir Sungai Rokan di batas Kelurahan Ujungbatu, tepatnya di samping PDAM Desa Ngaso, Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau ambrol dan kondisinya memprihatinkan.

Kegiatan kontruksi ini menghabiskan anggaran miliaran rupiah milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera III Riau, yang dikerjakan PT ABS sebagai rekanan pada tahun 2018. 

Meski ambrol dan tembok penahanan tebing hampir roboh, pihak pelaksana yakni PT ABS sudah melakukan perbaikan meskipun perbaikan yang dilakukan terkesan asal-asalan. Pasalnya, dari pantauan, bagian yang retak hanya poles memakai adonan semen.

Direktur PT ABS Riski, membenarkan bahwa proyek prasarana pengendalian banjir Sungai Rokan yang dikerjakannya memang mengalami retak di beberapa bagian. Kemudian, beberapa bagian lagi ada yang ambrol, namun sudah diperbaiki.

"Kita sudah perbaiki mana-mana yang rusak. Ini sebagai tanggung jawab kami sebagai pelaksana," kata Riski melalui selulernya, Senin (25/2/2019).

Diakui Riski, kerusakan di beberapa bagian proyek itu disebabkan oleh faktor alam, terutama retak pada pondasi dan tembok penahan disebabkan gerusan air sungai. Sehingga bagian bawah pondasi tergerus, kemudian retak pada bagian lantai tembok tersebut.

Dikatakannya, proyek yang dikerjakannya juga didampingi oleh Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) dari Kejati Riau. Oleh sebab itu, tidak ada unsur asal-asalan dalam pelaksanaan proyek itu.

"Penyebabnya adalah adanya gerusan air, bukan karena asal-asalan. Pasalnya, di hilir proyek kami ada banguan PDAM, di sana banyak menumpuk kayu-kayu, sehingga menjadi pusaran air dan menggerus bangunan yang kami kerjakan," ungkapnya.

Meski belum tuntas, dalam perbaikan yang dilakukan oleh perusahaannya, sudah menghabiskan uang yang bersumber dari dana pribadi sekitar seratusan juta. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab sebagai kontraktor.

"Intinya kami akan perbaiki, dan tidak ada pekejaan yang asal-asalan,"tegasnya.

Terakhir, ketika ditanyai mengenai anggaran dalam proyek itu, Riski mengaku anggaran bersumber dari APBN dengan nilai kontrak Rp 2,2 miliar lebih. Proyek pertama kali dikerjakan pada awal tahun 2018 lalu.

Kondisi ambrolnya turap prasarana penahan banjir ini pertama kali diketahui terjadi pada November 2018 lalu. Turap tersebut mengalami kerusakan parah sepanjang 20 meter lebih.

Informasinya dari beberapa warga di lokasi proyek menyebutkan bahwa bangunan tersebut terlihat tidak menggunakan cerocok ditambah lagi struktur tanah yang mudah bergeser karena tidak padat, sehingga mengakibatkan ambrol.