Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau Defris Hatmaja.
POTRETRIAU.com - Harga tandan buah segar (TBS) sawit di Riau periode 17-23 Agustus 2022 umur 10-20 tahun tercatat Rp2.433,66/kg atau mengalami kenaikan sebesar Rp200,73/kg dibandingkan dengan harga seminggu sebelumnya yang tercatat Rp2.232,87/kg.
"Naiknya harga TBS sawit Riau periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan kernel dari perusahaan," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi RiauDefris Hatmajadi Pekanbaru, Riau, Selasa.
Ia mengatakan, untuk harga jual CPO, PTPN V menjual CPO dengan harga Rp11.082,50/kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp940,39/kg dari harga minggu lalu. PT Sinar Mas Group menjual CPO dengan harga Rp10.901,00/kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp1.026/kg dari harga minggu lalu.
PTAstra Agro Lestari Group menjual CPO dengan harga Rp10.800,00/kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp1.010,00/kg dan PT Asian Agri Group menjual CPO dengan harga Rp9.669,50/kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp139,21/kg dari harga minggu lalu.
"Untuk PT Citra Riau sarana dan PT Musim Mas tidak melakukan penjualan CPO minggu berikutnya juga untuk harga jual kernel, PTPN V, Sinar mas Group dan CRS tidak melakukan penjualan pada minggu ini," katanya.
Selain itu, Astra Agro Lestari menjual kernel dengan harga Rp5.432,43/kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp297,29/kg dan PTAsian Agri menjual kernel dengan harga Rp5.205,00/kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp198,00/kg sedangkan PT Musim Mas menjual kernel dengan harga Rp5.193,00/kg.
Sementara faktor eksternal pemicu naiknya harga sawit Riau antara lain akibat harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) diprediksi masih dalam tren positif atau bergerak naik.
"Menurut Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi, saat ini pasar sedang dalam euforia merespons positif data-data ekonomi China dan AS," sebut Defris.
Dia menambahkan, hambatan-hambatan yang sempat mengganggu rantai pasok akibat efek domino pandemi COVID-19 juga secara perlahan mulai berkurang.
Di sisi lain, produksi di dalam negeri juga bagus. Selain itu kenaikan tersebut juga dipicu oleh melonjaknya harga minyak saingan karena persediaan di China dan India menurun.
Ditambah, data ekspor CPO Malaysia menunjukkan kenaikan dalam 10 hari pertama di bulan ini, membuat CPO kian diminati di pasar nabati.
"Secara historis, harga CPO diperdagangkan di bawah harga minyak kedelai. Harga minyak kedelai di Dalian berakhir naik 1,94 persen dan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade menguat 0,39 persen. Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global," katanya.