BENGKALIS, POTRETRIAU.com - Ribuan hektar lahan perkebunan masyarakat Desa Simpang Ayam, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau, amblas. Curah hujan tinggi disertai abrasi pengikisan tepian pesisir pantai pulau terluar ini menjadi penyebab terjadinya keretakan dan terbelahnya lahan milik warga setempat.
Kades Desa Simpang Ayam, Mujiono, mengatakan lahan gambut yang memiliki ketebalan mencapai empat meter ini adalah lahan milik masyarakat yang dikelola perusahaan.
Setiap tahun, terangnya, memang kerap terjadi abrasi, namun kali ini merupakan peristiwa abrasi yang terparah selama terjadi setiap tahun belakangan ini.
"Peristiwa kali ini memang terparah dan diperkirakan 1000x1000 meter lebih, dan sampai hari ini pihak perusahaan belum ada tanggung jawab penuh. Dan memang saat ini curah hujan cukup tinggi dan sistem pengairan kanal perusahaan juga kurang baik," katanya bersama Kasdim 0303 Bengkalis, BPBD, dan Dinas PUPR Bengkalis, Senin, 12 Desember 2022, saat meninjau longsor di Desa Simpang Ayam.
Ditambahkan Mujiono, pemerintah desa telah melakukan pemanggilan kepada perusahaan dan telah berupaya menangani keluhan masyarakat terkait keadaan bencana yang terjadi setiap tahunnya jauh sebelum hal ini terjadi.
"Pun demikian, apa yang kami upayakan selama ini tidak mendapatkan tanggapan dari pihak perusahaan. Dan dengan adanya kunjungan dan kehadiran bapak bapak dari TNI, BPBD dan PUPR langsung turun ke lokasi saat ini, agar bisa memberikan titik terang kepada kami dan warga disini," harapnya.
Sementara, Komandan Kodim 0303/ Bengkalis, Letkol Inf Endik Yunia Hermanto, diwakili Kepala Staf Kodim, Mayor Arh Sudiyono, langsung turun ke lokasi longsornya tanah, diduga diakibatkan tingginya curah hujan dan tidak berjalannya kanal kanal perusahaan yang kelola PT Meskom Agro Sarimas (MAS) di area tersebut.
Kehadirannya ke lokasi, terang Mayor Arh Sudiyono. Setelah dirinya mendapat perintah dari Komandan Kodim 0303 Bengkalis untuk melaksanakan peninjauan lokasi longsornya tanah.
"Saat ini, kita lihat bersama sama bahwa kondisinya sangat serius ada sekitar 700 meter lebih dari garis pantai yang terkikis. Dan telah ditegaskan kepada semua prajurit untuk siaga di pos yang sudah disediakan dan segera laporkan apabila terjadi hal hal darurat," terang Kasdim Mayor Arh Sudiyono.
Diutarakan Sudiyono, dengan terjadinya tanah longsor ini, tentunya menjadi perhatian semua, karena itulah TNI bersama unsur pemerintah daerah sama sama untuk melaksanakan peninjauan, sehingga dapat menentukan langkah langkah yang akan diambil.
"Idealnya, salah satunya pembuatan pemecah gelombang. Dan kemarin saya juga ada meninjau ke Desa Muntai dan kondisinya hampir sama, mungkin di sepanjang garis pantai utara Pulau Bengkalis ini, kondisinya memang rawan terhadap kondisi abrasi atau longsor dikarenakan postur tanah gambut," pungkasnya.***