Fraksi PAN DPRD Riau Minta Bentuk Tim Independen Guna Uji Kualitas Payung Elektrik

Rabu, 29 Maret 2023

PEKANBARU, POTRETRIAU.com - Sekretaris Fraksi PAN DPRD Riau, Mardianto Manan turut angkat suara mengenai rusaknya payung elektrik Masjid Agung Annur Provinsi Riau dalam masa pembangunan. Ia juga meragukan kualitas proyek yang sempat mengalami keterlambatan atau tidak sesuai jadwal.

"Supaya tidak menimbulkan dugaan-dugaan di tengah masyarakat, perlu dibentuk tim independen untuk mengkaji kualitas payung raksasa Masjid Annur ini," kata Mardianto.

Apalagi, kata Mardianto, pembangunan enam unit payung yang menghabiskan dana Rp42 miliar tersebut dirasa terlalu mahal. Kualitas payung itu juga dipertanyakan karena rubuh setelah diterpa hujan dan angin kencang yang terjadi di Kota Pekanbaru beberapa hari lalu.  

"Saya ragukan kualitas konstruksi dari alat (payung) yang akan dibangun tadi itu. Apakah bahannya, atau tulang-tulangnya, atau mungkin bahan besinya dan lain-lain. Saya rasa ini perlu dikaji oleh tim independen yang ahli konstruksi dan ahli pengadaan barang dan jasa," kata dia, Rabu (29/3/2023).

Mardianto menambahkan bahwa pembangunan payung raksasa yang terinspirasi dari payung di Masjid Nabawi itu tidak hanya dilakukan oleh Provinsi Riau, tapi juga di beberapa daerah lain di Indonesia. Namun anggaran di Riau jauh lebih besar.

"Nilai proyek Rp42 miliar ini kan sebenarnya ada standarisasi, ada mungkin pengadaan itu yang mengharuskan dananya segitu. Paling-paling kita bisa membandingkan dengan tempat lain yang konon kabarnya Riau jauh lebih besar dibandingkan tempat lain itu. Tempat lain justru dengan Rp10-15 miliar saja sudah bisa (dibangun). Apalagi ini hanya enam payung keluar Rp42 miliar, karena itu perlu dilakukan kajian-kajian," ucapnya.

Legislator dapil Inhu-Kuansing ini juga menyebutkan pengkajian tak bisa diserahkan sepenuhnya kepada Dinas PUPR Pemprov Riau, karena dikhawatirkan akan adanya keberpihakan terhadap rekanan yang melalukan pembangunan payung.

"Serahkan saja pada tim independen yang ahli. Kalau PUPR juga yang turut, dikhawatirkan ada main mata-mata," pungkasnya.