LONDON, POTRETRIAU.COM - Penelitian di Inggris mengungkap, kambing dapat membaca ekspresi wajah manusia. Saat disodorkan foto wajah manusia yang ceria dan marah, kambing cenderung ingin berinteraksi dengan manusia ceria.
Penelitian ini melibatkan para ahli dari Inggris, Jerman, dan Brasil, dipimpin oleh profesor dari Universitas Queen Mary London, Alan McElligott.
Ini merupakan salah satu temuan pertama di dunia yang membuktikan bagaimana penerimaan kambing terhadap manusia melalui ekspresi. Studi ini juga melengkapi penelitian serupa yang dilakukan terhadap anjing, kuda, dan panda.
Para peneliti menguji 20 ekor hewan herbivora itu di penangkaran khusus kambing Buttercups di Maidstone, Kent, sekitar 64 kilometer dari London.
Kambing-kambing diperlihatkan beberapa foto hitam-putih dengan obyek atau model orang yang sama. Foto-foto ditempel di dinding di arena sepanjang 1,3 meter.
Di salah satu foto, model berpose senang. Sementara foto lain, model mengekspresikan wajah marah dalam berbagai gaya.
Hasilnya, kambing-kambing itu memilih berinteraksi lebih lama dengan foto manusia berwajah ceria. Mereka berinteraksi dengan cara menyodorkan hidung seperti mengendus.
"Kambing-kambing itu berhenti, menatap foto-foto, dan memeriksa mereka secara teliti. Mereka tidak hanya melewati, menariknya dari dinding, mengunyah, atau semacamnya," kata McElligott, dikutip dari Reuters, Kamis (27/9/2018).
Menurut dia, studi ini bisa memahami bagaimana hewan membaca emosi manusia.
"Temuan ini memiliki implikasi penting bagi pemahaman kita tentang hewan ternak secara umum, bukan hanya hewan peliharaan atau pendamping seperti anjing dan kuda. Kami berharap penelitian ini dapat dikembangkan dengan menggunakan domba, sapi, atau babi," ujarnya.
McElligott juga berharap penelitian ini dapat membantu mengubah pemahaman manusia tentang kambing.
"Ada persepsi publik kalau kambing itu bodoh. Jadi, publik harus menyadari bahwa kambing benar-benar dapat membedakan wajah manusia yang marah dan bahagia," katanya, lagi.
Studi mengungkap, kambing cenderung mendekati wajah manusia yang ceria jika diposisikan di sebelah kanan. Ini menunjukkan, kambing juga seperti manusia, menggunakan otak kiri untuk memproses emosi positif.
Penelitian selanjutnya, kata dia, tim akan menentukan apakah kambing bisa membedakan suara manusia, yakni dari orang dekat dengan orang tidak dikenal.
"Saya cukup yakin mereka bisa, tetapi kita perlu mempelajarinya. Hal lain, apakah mereka dapat membedakan suara manusia marah dan bahagia, karena itu memiliki implikasi penting tentang bagaimana peternak berinteraksi dengan hewan mereka," tuturnya.
Penelitian yang juga ditulis oleh Christian Nawroth dari Universitas Queen Mary, Natalia Albuquerque dan Carine Savalli dari Universitas Sao Paulo Brasil, dan Marie Sophie Single dari Universitas Teknologi Munich, ini diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science.