Patin Kampar akan Dijual di Amerika dan Eropa

POTRETRIAU.com - Pemerintah sedang berusaha mengembangkan industrilisasi ikan patin nasional menuju  pasar ekspor. Terobosan baru persaingan komoditas tersebut adalah dengan memanfaatkan Integrated Cold Storage (ICS). Nantinya ikan patin dari Kampar dan beberapa daerah di Indonesia, akan dijual di Amerika dan Eropa.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan(KKP), Rifky Efendi Hardijanto mengatakan, potensi pasar ikan patin Amerika dan Eropa terbuka lebar. Namun saat ini pasar itu kosong karena mulai ditinggalkan oleh Vietnam.

''Makanya ini potensi besar bagi Indonesia untuk mengisi kekosongan itu," kata Rifky melalui keterangan tertulis, Sabtu (26/10)

Rifky menjelaskan, 20 tahun lalu Vietnam mencanangkan menjadi produsen patin dunia, yang mampu mengisi pasar patin dunia. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka tidak menjaga kualitas sehingga pasar Amerika dan Eropa tidak lagi mengimpor komoditas perikanan tersebut dari negara itu. Kondisi ini, tambahnya, menjadi peluang buat Indonesia, untuk garap pasar Amerika dan Eropa.

Produksi patin Vietnam, ujar Rifky sebanyak 1,195 juta ton per tahun. Sementara Indonesia baru 437 ribu juta ton, begitu juga ekspor patin nasional belum terlalu tinggi karena untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

''Ke depan bukan hanya kita produksi untuk konsumsi dalam negeri saja, tapi lebih kita tingkatkan lagi yang berorientasi untuk ekspor," katanya pada Temu Bisnis Pemanfaatan ICS Kabupaten Kampar yang mengangkat tema "Mendukung Industri Patin Nasional,".

Dijelaskan Rifky, untuk bisa masuk ekspor, langkah yang harus ditempuh selain produksi yaitu industrinya. Oleh karena itu KKP siap memanfaatkan ICS, karena di situ ada pengelohan, cold storagenya, produknya bisa langsung di ekspor.

"Daerah-daerah produsen atau sentra patin akan terus kami maksimalkan, dengan memaksimalkan ICS nya sehingga ekspor patin nasional bisa terus kita tingkatkan," katanya.

Daerah produsen patin Indonesia saat ini, wilayah Sumatera masih yang terbesar dengan menyumbang 68,07 persen produksi patin nasional, Riau 8,14 persen produksi, Kalimantan Selatan (10,06 persen), Kalimantan Tengah (8,81 persen, Jambi (6,43 persen), Jabar 6,4 persen.

"Selain itu, kita juga kan membranding patin nasional yang akan kami beri nama Indonesia Pangasius yang artinya "Patin Indonesia", rencananya akan diluncurkan pada pameran di Dubai akhir bulan ini," terangnya lagi.

Salah satu daerah yang akan dikembangkan ICS nya adalah kabupaten Kampar, Provinsi Riau dengan ICS berkapasitas 100 ton. 


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar