Nenek Tukang Kredit Tewas Diduga Dirampok, Tas Isi Uang Hilang
POTRETRIAU.com - Endang Pujiastutik (75) tewas akibat disekap dan mulutnya dijejali kantong plastik sehingga kesulitan bernafas. Pelaku melakukan penyekapan diduga untuk merampok harta korban. Tas berisi uang milik korban raib.
Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Azi Pratas Guspitu mengatakan korban selalu membawa sebuah tas saat ke Pasar Peterongan, Jombang. Sehari-hari, perempuan asal Dusun/Desa Peterongan itu meminjamkan uang ke para pedagang di pasar tradisional tersebut.
"Hal itu berdasarkan keterangan teman dekat korban, tas tersebut berisi uang. Kami cek TKP (rumah korban), tas tidak kami temukan," kata Azi saat dihubungi detikcom, Selasa (15/1/2019).
Namun, jumlah uang di dalam tas korban yang hilang belum bisa dipastikan. Tas wanita tersebut model gendong. Menurut Azi, di dalamnya terdapat tas lagi yang lebih kecil.
Dengan hilangnya tas korban, lanjut Azi, pihaknya menduga pembunuhan ini disertai motif perampokan. Pelaku diduga menyekap Endang agar leluasa menjarah hartanya. Terlebih lagi korban hanya tinggal bersama anaknya yang mengalami keterbelakangan mental.
"Karena ada barang milik korban yang diduga diambil pelaku, maka untuk sementara dugaan kami motifnya untuk menguasai harta korban," terangnya.
Endang Pujiastutik (75), ditemukan tewas membusuk di dapur rumahnya, Dusun/Desa Peterongan, Sabtu (12/1) sekitar pukul 07.00 WIB. Jenazah Endang pertama kali ditemukan oleh saudaranya, yaitu Johanes (52), warga Perumahan Wisata Bukit Mas, Lakarsantri, Surabaya, dan Harjono (67), warga Jalan Pajajaran, Klojen, Kota Malang. Kedua pria itu datang ke rumah korban untuk bertamu.
Hasil autopsi menunjukkan Endang tewas akibat kehabisan nafas. Itu setelah mulut korban disumpal pelaku dengan kantong plastik. Tak hanya itu, pelaku juga mengikat mulut korban dengan kain slayer. Kain itu diikat melingkar ke leher korban sebanyak 2 kali. Sementara kedua tangan korban diikat di belakang punggungnya menggunakan karet ban bekas.
Sehari-hari Endang tinggal hanya dengan Heru, anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Korban mencari nafkah dengan meminjamkan uang ke para pedagang di Pasar Peterongan. Tempat tinggal korban cukup dekat dengan pasar tradisional tersebut
.
Tulis Komentar