Timses Jokowi : RI bisa dimusuhi ASEAN jika setop impor
POTRETRIAU.com - Calon presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto selalu menyoroti kebijakan impor pemerintah Jokowi. Bahkan Prabowo berjanji akan membenahi sistem impor jika terpilih jadi presiden di Pilpres 2019.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Arya Sinulingga menegaskan, hubungan antar negara ASEAN akan terganggu apabila Indonesia tiba-tiba melakukan setop impor.
Menurutnya, ekspor dan impor di kalangan negara ASEAN adalah sesuatu yang lumrah.
- Kampanye ke Pesantren Tegal, Prabowo disambut Meriah Banser NU
- Berkarya Pakai Simbol Soeharto Untuk Kampanyekan Prabowo-Sandi
- Tidak Terima disebut Penyebar hoaks, Fadli Zon Tantang Kubu Jokowi Hitung-hitungan Berita Bohong
- Alasan Prabowo Tetap Berkecimpung di Dunia Politik: Elite Kita Gagal Mengelola Negara
- 31 juta Pemilih Belum Masuk DPT
"Dan itu juga yang membuat mereka saling memberikan ketergantungan, kesalingtergantungan ekonomi, artinya saling support apa yang tidak dimiliki Indonesia akan kita ambil dari ASEAN, apa yang tidak dimiliki oleh negara-negara ASEAN akan dipenuhi Indonesia," ujar Arya di Jl. Cemara, Jakarta, Kamis (15/11).
Arya menjelaskan, Indonesia sendiri memiliki kapasitas ekspor yang cukup besar. Seperti misalnya ekspor mobil ke Filipina dan Malaysia.
Ia mengatakan, bisa dibayangkan akibatnya bila Indonesia mengambil sikap protektif terhadap hal itu. Apalagi, Indonesia sendiri juga mengandalkan pariwisatanya sebagai sumber devisa negara yang kedua.
"Bisa dibayangkan kalau kita protektif terhadap bangsa-bangsa di ASEAN, padahal banyak wisatawan sekarang ini dari bangsa-bangsa negara-negara ASEAN," tukas Arya.
Politikus Perindo ini menjelaskan, pertumbuhan Indonesia yang pesat dapat mengalami kesulitan bila sikap protektif terhadap ekspor dan impor dijalankan.
"Kemudian sikap-sikap permusuhan yang tidak begitu, tidak bersahabat dengan negara ASEAN, justru kita lihat ini bisa berbahaya bagi hubungan yang sangat baik selama ini yang dibawa oleh Indonesia," tuturnya.
Ia menegaskan, pemerintah Indonesia bisa saja berganti-ganti, namun negara Indonesia sendiri harus tetap menjadi negara yang menjaga tali persahabatan dengan ASEAN.
Tulis Komentar