Pohon Kelapa Bercabang 9 di Siak-Riau, Pernah Ditawar Rp 350 Juta, Ini Keistimewaannya

SIAK, POTRETRIAU.com - Pohon kelapa bercabang sembilan di Kabupaten Siak, Riau, Indonesia, pernah ditawar senilai Rp 350 juta dan sering didatangi pejabat.

Orang yang menawar dan ingin membeli pohon kelapa bercabang sembilan itu adalah seorang pengusaha.

Sementara, pejabat yang sering datang ke lokasi pohon kelapa bercabang sembilan ini ada bupati, anggota DPRD, dan mantan Gubernur Riau.

Namun, pemilik pohon kelapa bercabang sembilan bernama Bukhari ini tidak menyebutkan nama pengusaha dan para pejabat tersebut.

Pohon kelapa bercabang 9 yang ada di Riau berada di Kampung Mengkapan, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau, Indonesia.

Selain itu, ada pula pohon kelapa bercabang 9 di Bogor, yang berada di Desa Ligar Mukti Kecamatan Jonggol, Bogor Timur, Jawa Barat, Indonesia.

Selain di Riau dan Bogor, pohon kelapa bercabang sembilan juga ditemukan di Ponpes Al Barnawi Desa Kebonharjo, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Indonesia.

Kemudian, kelapa bercabang sembilan juga ditemukan di Desa Kertoharjo Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Pohon kelapa bercabang sembilan yang ada di Riau, tumbuh besar di Kampung Mengkapan, Kabupaten Sungai Apit.

Banyak warga mempercayai pohon kelapa yang tak lazim itu memiliki keajaiban.

Kelapa itu ditanam pada tahun 1974 oleh seseorang bernama Bukhari (63). Namun, Bukhari tidak menyangka kelapa kemudian tumbuh bercabang banyak.

"Pada tahun 1994, kelapa yang ku tanam itu mulai bercabang dua. Cabangnya terus bertambah hingga kini sudah 9 cabang. Setiap cabang berbuah seperti kelapa biasa," kata Bukhari yang didampingi istrinya Syarifa seperti dilansir dari  Tribunpekanbaru.com.

Seiring dengan tumbuhnya cabang-cabang kelapa tersebut, banyak orang yang datang untuk meminta buahnya.
Bahkan, ada pula yang menyarankan agar kelapa itu dimusnahkan.

Sebab, ada pihak lain yang memercayai kelapa itu akan membawa petaka bagi penduduk kampung.

"Saya tak mau menebangnya, karena saya anggap itu kekuasaan Allah yang harus saya jaga. Saya bermimpi melihat monyet begitu banyak. Kemudian monyet itu berubah jadi manusia yang memakai peci putih. Saya mengira, ini pertanda ada kebaikan," cerita Bukhari.

Kelapa bercabang ini tidak hanya menyimpan misteri pada cabang-cabangnya.

Buahnya dicari oleh banyak orang, sehingga rumah Bukhari banyak didatangi oleh pejabat, seperti bupati, anggota DPRD, mantan Gubernur Riau dan kunjungan orang dari daerah jauh.

"Ada orang Lombok mencari buah kelapa kita ini. Ada juga datang orang Malaysia dan Singapura, meminta buahnya. Saya kasih saja secara cuma-cuma. Saya juga tidak tahu, tapi minyaknya memang bagus," kata Bukhari.

Terkenalnya kelapa bercabang sembilan yang tumbuh di depan rumah Bukhari itu, ada pengusaha yang datang untuk membeli pada tahun 2006 silam.

Harga yang ditawarkan tidak tanggung-tanggung yakni Rp 350 juta.

"Dia bermaksud memindahkan kelapa ini, tapi saya tak mau menjualnya. Ada banyak perubahan setelah saya memiliki kelapa ini, jadi sudah seperti keluarga kami keberadaan kelapa ini," kata dia.

Perubahan yang dimaksud Bukhari adalah kelapangan rezekinya.

Meskipun hanya mengecap pendidikan SD selama setahun, Bukhari kini cukup terkenal. Jika ada kegiatan pemerintah ia selalu diundang.

Bahkan, ia sangat bangga kala Pemkab Siak mengundangnya saat lawatan Presiden SBY ke Siak pada tahun 2007 silam.

"Asal ada pesta di daerah ini, saya selalu diundang. Padahal, saya bukanlah siapa-siapa," katanya sambil tertawa.

Selain itu, minyak kelapa yang dimiliki Bukhari juga tergolong aneh. Minyaknya seperti mengandung gas, dan berwarna putih susu serta kental. Bahkan, kelapa itu disebut warga Siak sebagai tuahnya Negeri Buton. (RSY)


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar