Dikatakan Pendakwah No 1 di Indonesia, MasyaAllah Jawaban Ustadz Somad Sangat Bersahaja

Sebuah lembaga survei merilis bahwa UAS adalah ustadz yang terkondang, namun hal itu tak lantaran Ustad Somad berbangga hati...


Tapi malah menanggapi dengan begitu sahaja... MasyaAllah...

Mengapa Ustadz Abdul Somad (UAS) begitu kondang? Pertanyaan ini tiba-tiba menggelitik keinginan tahunan publik tanah air, khususnya umat Islam masa kini.

Tapi memang setiap kemunculan ulama fenomenal dari dahulu terbukti merupakan pertanda zaman. Dahulu ada Buya Hamka. Ketika itu hadir arus zaman di mana sastra dan kepandaian merangkai kehalusan kata melalui tulisan dengan hadirnya zaman era para pujangga.

Nah, Hamka muncul sebagai fenoma baru seorang sastraawan sekaligus penerangan umat. Begitu pula ketika muncul KH Zainuddin MZ. Dai sejuta umat asal Gandararia Jakarta ini muncul mengisi kekosongan dakwah di kala siaran radio mulai marak. Zainuddin hadir bermula dari sana dari rekaman pidato yang dipancarkan dalam ceramah subur. Tak hanya itu, Zainuddin mengawali kariernya melalui acara lomba pidato yang diselenggarakan pengajian antar kampung di area menara radio RRI yang ada di dekat rumahnya itu.

Dan selesai zaman radio, muncul zaman internet/IT. Dalam situasi zaman ini muncul ulama baru dari Riau, Abdul Somad. Sama halnya dengan Zainuddin MZ yang pada awalnya tak diperkirakan bisa kondang hanya karena rekaman yang diperdengarkan di radio swasta, UAS juga muncul lewat media baru yang kala itu masih dipandang sebelah mata untuk menyampakian dakwah. Dan ternyata kemudian media IT ini ampuh melambungkan namanya ke segenap penjuru tanah air, bahkan hingga negeri jiran.

Gaya penyampaian ceramah para cendekiawan

Memang antara Hamka, Zainuddin MZ, dan UAS masing-masing ada perbedaan. Tapi ada satu persamaan yang penting. Ketiganya sama-sama menguasai bidang agama Islam yang digelutinya dengan baik. Ceramahnya tak hanya kepandaian berorasi kayak stand up comedy.

Di ceramah mereka publik menemukan kedalaman ilmu. Hamka dengan suara serak yang memukau dengan nasihat bijak.

Zainuddin yang bergaya bak orator kondang yang kadang seperti Bung Karno pun paham membawa ajaran Islam menjadi cair, menyenangkan, sekaligus masuk akal.

Dan UAS bergaya lugas dan bersemangat seperti Bung Tomo yang diselipi candaanyang menggelitik mengenalkan ilmu agama secara cair dan kontekstual.

Jadi mereka semunya punya nilai khas yang tersendiri. Tapi yang pasti mereka sangat piawai menjadi orator. Ketiga pasti punya bakat alami anugrah Allah SWT.

Yang lebih menarik, di zaman kampanye pilpres ini ada lembaga survei yang merilis mengenai posisi UAS dan para juru dakwah kondang lainnya. Menurutnya lembaga itu  pada masa jelang pilpres ini sosok para uztad inilah yang paling banyak diikuti publik. Hasilnya, ternyata sosok Ustadz Abdul Somad dinilai sebagai ulama yang paling didengar suaranya, yaitu sebesar 30,2 persen dari keseluruhan responden.

Selain dai tersebut, ada nama-nama pendakwah lainnya yang sudah tenar di kancah nasional. Berturut-turut di bawahnya adalah Ustaz Arifin Ilham (25,9 persen), Ustaz Yusuf Mansur (24,9 persen), Ustaz Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym (23,5 persen), dan Habib Rizieq Shihab (17 persen).

Meskipun UAS nomer satu, beliau tetap low profile

Ada peringkat ini, mungkin menyenangkan bagi  banyak orang yang kadang menjadikan seorang pesohor sebagai impiannya. Uniknya UAS  yang lulusan S-1 Universitas al-Azhar (Mesir) itu menyatakan hal tersebut tidak usah ditanggapi dan baginya tak ada arti pentingnya sama sekali. “Biarkan saja (survei itu), akhi. Diamkan saja,” kata Ustaz Abdul Somad yang dilansir oleh republika.com.

Meskipun disegani, beliau tetap memilih hidup sederhana

Nah, sebelum berpanjang kata dalam soal ini ada kajian serius alias ilmiah yang menyigi mengapa UAS bisa begitu sangat kondang. Tak tanggung-tanggung lembaga ilmiah prestisus sekelas LIPI telah melakukan penelitian atas fenomena UAS ini.

Menurut kajian Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, Wahyudi Akmalia, memberi tahu alasan Ustaz Abdul Somad (UAS) disukai masyarakat. Salah satunya karena dia menggunakan media sosial dan menampilkan interaksi dengan umatnya.

"Dari setiap video UAS ada interaksi dan tanya jawab yang muncul di situ. Hal itu membangun kedekatan dengan pendengarnya," kata Wahyudi dalam seminar Mediatisasi Agama di Ruang Publik di Jakarta pada Senin (26/11).

Ia mengatakan adanya media baru, seperti media sosial telah mengubah otoritas keagamaan dan melahirkan mikro ustadz selebritas seperti Ustadz Abdul Somad. Selain itu Ustadz Abdul Somad menjadi representatif yang ideal dari orang Melayu dengan cara berbicara dan pembawaannya. Maka tak heran dia juga disukai oleh muslim Malaysia dan Singapura.

Secara tidak langsung masyarakat menyukai Ustaz Abdul Somad karena citranya yang sederhana.

Sementara itu dosen Universitas Islam Indonesia, Puji Rianto, dalam artikelnya berjudul "Mengapa orang suka mendengarkan Ustaz Abdul Somad? memberi penjelasan yang dimuat di ‘The Conversation’ pada 30 April 2018. Ia juga memaparkan kelebihan cara penyampaian Ustad Abdul Somad.

Dia menyebut Abdul Somad sebagai pembicara ulung yang dapat menyisipkan humor dalam ceramahnya. "Sisipan humornya membuat ceramah-ceramahnya yang diberi judul "lucu", "kocak", dan "ngakak terus" ditonton ratusan ribu penonton. Ini menunjukkan bahwa khalayak tidak semata menginginkan ceramah agama, tetapi juga hiburan," kata dia.

Tapi apakah benar begitu? Jawabnya tak mutlak benar. Sebab, selain ada sisi nalar ternyata ada sisi yang tak bisa dijelaskan yang bisa membuat seseorang kondang atau tidak. Ini bercermin dari sosok legenda Rhoma Irama yang selalu kebingungan ketika ditanya ‘resep’ menjadi kondangnya. Dia selalu mengatakan itu ada campur tangan Allah atau sisi Ilahiah.

Nah, sisi Ilahian inilah yang tak bisa dinalar. Dia bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Semua orang bisa sekolah dan pintar, tapi untuk kondang soal misteri lain yang tak bisa dijelaskan 100 persen. Hamka, Sukarno, Zainuddin MZ, Aa Gym, Bung Tomo, UAS, Rhoma Irama, dan para legenda lainnya adalah orang yang ditunjuk sang penguasa alam.

Bila Allah menghendaki semua bisa terjadi? Usaha boleh ditempuh manusia semaksimal mungkin, namun ada tangan yang tak terlihat membimbingnya untuk menjadi mereka menjadi ‘sesuatu’.

Maka di sinilah bukti nyata, Allah tidak pernah tidur dan merasa berat mengurus semua yang ada di alam semesta ini.

Wallahua’lam.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar