Jumlah Penduduk Miskin di Riau Jadi 500.400 Jiwa akibat Harga Sawit Turun

PEKANBARU, POTRETRIAU.com - Turunnya harga jual Tandan Buah Segar (TBS) sawit dan sejumlah komoditas lainnya menyebabkan penduduk miskin di Riau tahun 2018 meningkat sebanyak 4.010 jiwa dibanding tahun 2017.

Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Ahmad Hijazi saat refleksi akhir tahun 2018, di Gedung Daerah Pekanbaru, Senin (31/12/2018). 

Ahmad Hijazi mengatakan, di tahun 2017 ada sebanyak 496.390 jiwa penduduk miskin di Riau. Sedangkan di tahun 2018 bertambah menjadi 500.400 jiwa, sehingga ada peningkatan sebanyak 4.010 jiwa.

Meski penduduk miskin ada peningkatan secara jumlah namun diklaim Ahmad Hijazi secara persentase mengalami penurunan.

"Walaupun penduduk miskin meningkat 4.010 jiwa, namun persentase tingkat kemiskinan terus menurun sejak tahun 2016," kata Ahmad Hijazi. 

Dimana, pada tahun 2015 ada sebanyak 8,82 persen penduduk miskin di Riau. Di tahun 2016, menurun menjadi 7,67 persen. Lalu di tahun 2017, turun lagi menjadi 7,41 persen, dan di tahun 2018 menjadi 7,39 persen.

"Komposisi penduduk miskin di Riau tahun 2018, di perkotaan ada sebanyak 173.570 jiwa atau 6,35 persen. Kemudian di pedesaan ada sebanyak 326.860 jiwa atau 8,09 persen," terangnya. 

Ahmad Hijazi mengatakan, penyebab utama meningkatnya jumlah penduduk miskin di Riau, karena banyaknya migrasi.

"Yang menjadi penyebab utama itu adalah imigrasi penduduk dari luar Riau ke Riau," ujar mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam ini. 

Penduduk yang bermigrasi ke Riau itu, menurutnya rata-rata tergolong miskin. Sehingga dari kuantitas, mengalami peningkatan. 

"Jadi secara jumlah ada peningkatan. Tapi secara persentase, sebenarnya mengalami penurunan dari tahun ke tahun," bebernya. 

Di samping itu, kata dia, penyebab lainnya karena turunnya harga sejumlah komoditas di Riau. Seperti harga sawit, kelapa dan karet. 

"Sampai saat ini, harga-harga komoditi tersebut belum terdongkrak. Ini juga berpengaruh kepada petani dan buruh tani," paparnya. 

Dimana, penduduk Riau paling banyak bekerja di sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan. Jumlahnya mencapai 1,14 juta jiwa. Di sektor perdagangan besar dan eceran, ada sebanyak 509,06 ribu jiwa, dan jasa lainnya 389,43 ribu jiwa.

Sedangkan angka pengangguran, sebut Ahmad Hijazi mengalami penurunan tipis. Pada tahun 2017 ada 6,22 persen penduduk Riau yang menganggur. Lalu di tahun 2018, turun menjadi 6,20 persen pengangguran. 

"Jumlah pengangguran tahun 2018, 192.800 jiwa. Salah satu penyebab turunnya angka penangguhan melalui program pelatihan oleh Pemprov Riau. Dimana, pada tahun 2018, telah dilatih 736 orang pencari kerja pada tiga UTP latihan kerja. Saat ini, mereka telah mendapatkan sertifikasi kompetensi profesi," tukasnya.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar