Tabloid Indonesia Barokah Tiba di Tembilahan, Bawaslu Langsung Investigasi

Bawaslu Inhil saat melakukan pengecekan di kantor pos.

POTRETRIAU.com - Tabloid Indonesia Barokah yang diduga telah menyudutkan salah satu Calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia nyaris saja tersebar di Kabupaten Indragiri Hilir. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Inhil mengetahui informasi tersebut langsung lakukan investigasi. 

Tabloid yang diduga siap sebar di Bumi Hampar Kelapa Dunia ini  ditemukan di Kantor Pos Tembilahan. Anggota Bawaslu Inhil Devisi Organisasi dan Sumberdaya Manusia, H. Agus Malik yang telah melakukan investigasi membenarkan informasi tersebut. 

Agus Malik menambahkan, tabloid yang diduga dikirim dari kota Bekasi, selanjutnya akan disebarkan empat kecamatan di Inhil. Sementara itu, untuk jumlah dari tabloid itu sendiri belum bisa dipastikan karena pihaknya belum melakukan pengecekan secara keseluruhan. 

"Kalau dari informasinya tabloid Indonesia Barokah akan dikirim lagi ke Kecamatan Kemuning, Gaung, Mandah, dan Pulau Burung. Untuk jumlahnya sendiri masih belum dihitung, jika tak ada halangan besok pagi pukul 09.00 WIB kita akan kembali membongkar dan menghitungnya," ungkap Agus Malik. 

Untuk menindaklanjuti kasus ini lebih dalam, Agus Malik menyebutkan pihaknya akan bekerjasama dengan pihak Polres, Kejari dan Kodim Inhil untuk bersama-sama memeriksa dan mengamankan barang tersebut agar tidak beredar di Inhil. 

"Tadi kita cuma datang memastikan dulu kebenaran, besok baru kita akan ambil langkah untuk menyita barang tersebut dan  menindaklanjuti. Tindak lanjut besok kami akan bekerjasama dengan pihak Kejaksaan, Polres dan Kodim Inhil," imbuhnya. 

Sementara itu dikutip dari CNN Indonesia, Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Mochammad Afifuddin mengimbau agar tidak ada lagi pihak yang menyebarkan tabloid Indonesia Barokah.

Afifuddin menyebut imbauan itu dikeluarkan karena konten Indonesia Barokah menyudutkan salah satu pasangan calon yang ikut dalam Pilpres 2019.

"Dari segi konten memang bukan kampanye hitam, tetapi ada bagian tertentu yang menyudutkan paslon tertentu. Terkesan ada framing untuk menyudutkan paslon tertentu yang bisa menimbulkan keresahan. Sehingga kita hentikan dulu penyebarannya," kata Afifuddin saat dimintai konfirmasi, Senin (28/1).


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar