ITS Surabaya Akan Mengolah Sampah Warga Palalawan Menjadi Sebuah Pupuk Organik

PELALAWAN, POTRETRIAU.com - Institut Teknologi Surabaya (ITS) bersama sebuah perusahaan Samudera Indonesia, berminat melakukan pengolahan sampah menjadi pupuk organik dan produk turunan lainnya di Kabupaten Pelalawan. Hal ini mengingat bahan baku sampah di Kabupaten Pelalawan terbilang memadai diolah lalu dikembangkan.

Bayangkan saja sampah-sampah dari masyarakat Kecamatan Pangkalan Kerinci saja setiap bulan bisa menghasilkan 40 sampai 50 ton setiap bulannya. Itupun, belum terkumpul semua dan hanya tercatat satu kecamatan saja dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan.

Seluruh sampah tersebut berasal dari masyarakat Pangkalan Kerinci tersebut, dikumpulkan lalu diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. TPA ini berlokasi di desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras.

Kepala Bappeda Kabupaten Pelalawan Tengku Zulfan, Jumat (30/9/2022) mengatakan wacana pengelolaan sampah menjadi pupuk itu berawal ketika Bupati Pelalawan H Zukri Misran beserta rombongan dari Pemkab Pelalawan melakukan kunjungan kerja di ITS beberapa waktu lalu.

"Kan beberapa waktu lalu pak bupati melakukan kunjungan kerja ke ITS atau Institut Teknologi Surabaya. Disini kita berencana bertujuan untuk membangun kerjasama. Memang ada beberapa program yang mau kita kerja samakan," terang Tengku Zulfan.

Diantaranya, adalah terkait dengan penelitian kebun kelapa sawit. Ternyata ITS sudah memiliki teknologi melalui Samudera Indonesia, dimana mereka mengolah sampah menjadi pupuk organik. Project ini akan diterapkan di TPA desa Kemang.

Pihak ITS tersebut papar Zulfan, beberapa waktu yang lalu sudah melakukan survei di TPA Kemang. Dan hasil survei mereka ini memberikan penilaian layak untuk dikembangkan pengolahan sampah menjadi pupuk organik. Apalagi bahan baku sampah ini dinilai cukup untuk dikembangkan.

"Sampah dari kecamatan Pangkalan Kerinci saja, saat ini bisa menghasilkan antara 40 sampai dengan 50 ton sampah setiap bulan. Orang ini mau membangun pengolahan pabrik sampah dengan kapasitas 20 ton. Untuk sampah ini nantikan dipilah-pilah jika dia plastik menjadi biji plastik atau listrik, terus diluar plastik mereka olah menjadi pupuk organik tapi dengan campuran yang dimana campurannya perkebunan kelapa sawit misalnya dari tangkos dan pome limbah cair pabrik, tandasnya.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar