Prediksi Rupiah Melemah dalam Perdagangan Senin Besok

POTRETRIAU.com - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprakirakan nilai mata uang rupiah ditutup melemah dalam perdagangan Senin besok. Sebelumnya, rupiah juga ditutup melemah 63 poin di Rp 15.251 per dolar AS dalam perdagangan akhir pekan kemarin, Jumat, 7 Oktober 2022. Sedangkan sehari sebelumnya rupiah ditutup di posisi Rp 15.187.

“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp. 15.240 - Rp. 15.290,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulisnya.

Sejalan dengan pelemahan rupiah kemarin, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada September 2022 turun US1,4 miliar. Yakni menjadi US$130,8 miliar dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya.

Meskipun posisi cadangan devisa turun, tapi masih setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

“Selain itu, terkurasnya cadangan devisa lantaran terdapat kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,” ujar Ibrahim.

Di tengah pelemahan rupiah, Jumat kemarin dolar menguat terhadap mata uang lain. Ibrahim menyebut penguatan ini terjadi karena investor menunggu data nonfarm payrolls utama AS untuk isyarat lebih lanjut tentang ekonomi terbesar dunia. Namun, menuju kenaikan minggu kedua berturut-turut.

“Sementara imbal hasil Treasury AS juga turun karena pasar bertaruh bahwa melemahnya pertumbuhan ekonomi akan mendorong The Fed pada akhirnya melunakkan sikap hawkish-nya,” kata Ibrahim.

Akan tetapi, lanjut Ibrahim, banyak sinyal hawkish dari pejabat The Fed membendung kerugian dolar minggu ini. Ketua The Fed Jerome Powell juga telah memperingatkan bahwa bank akan mengambil risiko gangguan ekonomi lantaran menaikkan suku bunga secara agresif untuk meredam inflasi.

Fokus sekarang tepat pada data nonfarm payrolls AS, yang akan dirilis pada hari Jumat. Sementara angka tersebut, yang mencerminkan kesehatan pasar tenaga kerja, diperkirakan telah menurun dari bulan sebelumnya.

“Tanda-tanda kekuatan apa pun kemungkinan akan memberi Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan kenaikan suku bunga," ujar Ibrahim.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar