Berpotensi Menyebabkan Kanker Payudara, Gadis Remaja Disarankan Hindari Makanan Jenis Ini

Ilustrasi

POTRETRIAU.com - Studi terbaru yang dimuat dalam jurnal Breast Cancer Research menunjukkan mengonsumsi makanan tinggi gula, karbohidrat, dan makanan olahan sangat berbahaya bagi remaja perempuan.

Dikutip dari Liputan6.com yang melansir NY Post, Jumat (20/10/ 2023), di usia remaja, wanita melalui masa pubertas dan payudara mereka sedang berkembang, sehingga berpotensi menyebabkan terserang kanker payudara.

"Meski pengobatan kanker payudara adalah salah satu protokol onkologi yang paling canggih dan sukses, pencegahan penyakit ini adalah tujuan berikutnya, sebuah hasil yang akan mengubah kesehatan perempuan," kata Dr Steven Quay, MD, PhD, ahli yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Lanjut Steven, "Perkembangan payudara selama masa pubertas menghasilkan rentang waktu beberapa tahun yang rentan. Gangguan lingkungan apapun, termasuk rontgen dada yang berlebihan atau produk beracun dari masakan cepat saji, dapat diperparah jika terjadi selama masa pubertas."

"Pemahaman tentang hubungan antara perkembangan payudara dan kanker payudara di masa depan harus digunakan untuk memberi masukan terakit pedoman gizi bagi remaja perempuan," ujar dia.

Para peneliti dari Medical University of South Carolina (MUSC) menemukan bahwa makanan cepat saji memiliki konsentrasi produk akhir glikasi lanjutan (AGEs) yang tinggi. Itu merupakan senyawa berbahaya yang dapat meningkatkan risiko banyak penyakit jika terakumulasi dalam jumlah tinggi.

Langkah Penelitian

Dijelaskan bahwa AGEs terbentuk ketika gula berinteraksi dengan protein atau lemak dalam aliran darah. "Peningkatan kadar AGE dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, namun signifikansinya sering diabaikan karena kurangnya hubungan sebab-akibat secara langsung," tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut.

Mereka menguji hubungan sebab-akibat dengan memasak makanan hewan pengerat berbasis glukosa pada suhu 248 derajat fahrenheit selama 15 menit, yang menghasilkan produk dengan spektrum AGEs yang biasanya ditemukan pada makanan yang digoreng atau dipanggang, kemudian diberikan pada tikus.

Tikus-tikus tersebut, yang semuanya sedang melewati masa pubertas, dibagi jadi tiga kelompok: kelompok kontrol dengan pola makan teratur, kelompok pola makan rendah AGE, dan kelompok pola makan AGE tinggi. Kelompok AGE tinggi adalah satu-satunya kelompok yang menghasilkan sel payudara abnormal dan menunjukkan perubahan pada jaringan payudara.

Ini mirip dengan perubahan yang terlihat pada pasien kanker payudara di tahap awal. Perubahan pada manusia terlihat sebagai peningkatan kepadatan payudara, yang hanya bisa dilihat melalui mammogram.

Penelitian Lebih Lanjut

Meski masih belum jelas secara pasti mengapa jaringan payudara yang padat dikaitkan dengan kanker payudara, diyakini bahwa kepadatan tersebut menghasilkan lebih banyak sel yang dapat berubah jadi sel abnormal, sehingga meningkatkan risiko kanker payudara.

Temuan ini tidak mengungkap hubungan sebab-akibat langsung antara makanan dengan AGE tinggi dan kanker payudara. Namun, hal ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan olahan meningkatkan kemungkinan peningkatan kepadatan payudara, yang meningkatkan risiko kanker payudara di masa depan.

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman penuh tentang hubungan sebab-akibat dalam kasus ini. Oktober, sebagaimana diketahui, merupakan Bulan Kesadaran Kanker Payudara. Peringatannya dilakukan dengan menggunakan atribut merah jambu di berbagai gerakan yang diinsiasi secara lokal maupun global.

Peringatannya, melansir laman Breast Cancer, dimulai pada 1985 sebagai kampanye kesadaran selama seminggu oleh American Cancer Society yang bekerja sama dengan Imperial Chemical Industries. Ini akhirnya diperpanjang jadi acara selama sebulan. Pada 1992, pita merah muda mulai digunakan.***


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar