Prabowo Janji Mau Setop Impor BBM Bila Terpilih jadi Presiden, Bagaimana Caranya?

Prabowo Subianto

POTRETRIAU.com - Calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto berjanji akan menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) apabila terpilih menjadi presiden dalam Pemilu 2024. Menurut dia, Indonesia mampu mandiri dalam sektor energi, sehingga tidak perlu lagi tergantung BBM dari luar negeri. 

Pernyataan Prabowo tersebut disampaikan dalam acara Dialog Publik di Universitas Muhammadiyah Surabaya pada Jumat, 24 November 2023 lalu. Pada kesempatan yang sama, Prabowo optimistis Indonesia bisa menghasilkan BBM dari tanaman. 

"Kita harus swasembada pangan, swasembada air, swasembada energi. Kita satu-satunya negara di dunia yg nanti 100 persen dari biofuel, dari sawit, jagung, dan tebu. Kita tidak akan impor BBM lagi,” ujar Prabowo kala itu.

Sebagai langkah strategis untuk menghentikan impor BBM dari luar negeri, Menteri Pertahanan itu mengatakan bakal menggenjot produksi biofuel. Ia mengklaim Indonesia mampu menghasilkan BBM dari tanaman yang disebutnya sebagai BBM Hijau. Nantinya, sumber energi yang digunakan di Indonesia bakal seratus persen diproduksi dari biofuel yang terbuat dari tanaman seperti sawit, jagung, dan tebu.

Selain mengakhiri ketergantungan impor BBM dari luar negeri, produksi biofuel diharapkan mampu memberikan kontribusi positif pada pelestarian lingkungan. Penggunaan biofuel juga digadang-gadang untuk memperkokoh kemandirian nasional di sektor energi.

Penggunaan biofuel sebagai cara untuk menghentikan impor BBM bahkan tercantum dalam konsep swasembada di poin nomor dua Misi Asta Cita Prabowo-Gibran. Prabowo yakin visi pemerintahannya itu akan menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya negara di dunia yang sepenuhnya mengandalkan biofuel dalam konsumsi BBM-nya. 

Selaras dengan visi swasembada energi, Prabowo juga menekankan pentingnya Indonesia mencapai kemandirian dalam sektor pangan dan air. "Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru," seperti yang dikutip dari visi misinya. 

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menanggapi soal janji calon presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM). Menurut Bhima, kebijakan tersebut harus disesuaikan dengan rencana pemerintah lainnya soal peralihan ke kendaraan listrik maupun kendaraan berbahan bakar lain. 

"Kalau menurunkan impor BBM berarti juga harus merombak total rencana dari kendaraan listrik yang sedang didorong oleh pemerintah," ujar Bhima kepada Tempo, Ahad malam, 26 November 2023.

Bhima menekankan harus ada integrasi dari kebijakan tersebut, agar hangan sampai saling meniadakan dan membingungkan perencanaan. Sebab, menurut dia, langkah itu juga akan membuat bingung perencanaan pihak industri, terutama pabrikan kendaraan bermotor, suku cadang, dan bengkel-bengkel masyarakat.

Apabila tidak terintegrasi, Bhima mengaku khawatir akan ada kebingungan soal transisi ini. Sehingga pemerintah harus memetakan apakah Indonesia akan beralih ke kendaraan listrik, hidrogen, atau biodiesel. 

"Jadi jangan sampai kita loncat satu persatu tapi lompatan-lompatan itu seolah terfragmentasi. Ada yang mau kendaraan listrik dorong hilirisasi nikel, ada yang hidrogen dan biodiesel," kata dia.

Lebih lanjut, Bhima menilai janji Prabowo untuk menghentikan impor BBM sulit dicapai dalam waktu dekat. Mengingat volume impor BBM selama ini sangat besar. Per Januari sampai Oktober 2023 saja, Indonesia mengimpor BBM dengan nilai hingga US$ 16,8 miliar.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar