Milenial Rentan Alami Penuaan Dini, Ini Faktor Pemicunya

POTRETRIAU.com - Sebuah studi terbaru dari perusahaan asuransi kesehatan Blue Cross Blue Shield di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa generasi milenial ternyata lebih cepat menua dibanding generasi mereka sebelumnya.

Meski dinilai lebih sadar akan kesehatan mereka, namun menurut studi pada 2020, generasi milenial disebut memiliki kesehatan yang menurun lebih cepat seiring bertambahnya usia.

Hal tersebut didapatkan dari data yang menunjukkan bahwa kaum millenial kerap mengalami berbagai macam penyakit yang berdampak pada penurunan kesehatan fisik. Beberapa penyakit tersebut misalnya hipertensi, kolesterol tinggi, hingga kesehatan mental seperti yang terlihat pada kasus depresi dan gangguan kecemasan, serta penyakit lainnya.

Para ahli berpendapat bahwa hal ini tidak hanya terjadi pada kaum milenial di Amerika Serikat namun juga di Asia. Misalnya saja, generasi milenial di Korea yang disebut menua lebih cepat dibandingkan orang tua mereka.

Profesor Jung Hee-won, dari departemen kedokteran geriatri di Asan Medical Center Seoul, Korea Selatan, memperingatkan bahwa generasi muda akan menjadi generasi pertama yang menua lebih cepat dibandingkan orang tua mereka.

Pasalnya, saat ini banyak kaum milenial dengan kisaran usia 30-an dan 40-an justru mengidap sejumlah penyakit yang seharusnya banyak diidap oleh orang-orang berusia 50-an dan 60-an.

“Ini berarti mereka mempunyai risiko lebih besar terhadap kondisi kronis jangka panjang seperti obesitas, diabetes, kanker, dan penyakit jantung yang semuanya dapat mempercepat proses penuaan,” ujar Profesor Jung, dilansir dari laman South China Morning Post, Kamis, (14/12/2023).

Jung mengatakan ada sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap masalah ini. Mulai dari kebiasaan mengonsumsi makanan olahan secara berlebihan, termasuk makanan dengan tambahan gula, kurang melakukan aktifivitas fisik, kehidupan kerja yang buruk, serta faktor ekonomi.

Hubungan obesitas dengan penuaan dini

Selain itu, banyak penelitian yang juga mengaitkan obesitas dengan percepatan proses penuaan. Pasalnya, obesitas berkontribusi terhadap kerusakan DNA yang terjadi seiring bertambahnya usia.

Sebuah studi nasional yang dilakukan oleh Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea menunjukkan lebih dari separuh pria berusia 30-an dan 40-an mengalami obesitas.

Sebelum pandemi Covid-19, prevalensi obesitas pada kelompok usia ini sedikit lebih rendah, masing-masing sebesar 48,9 persen dan 46,2 persen.

Meskipun tingkat obesitas pada wanita tidak setinggi pada pria, namun pada2022, sebanyak 19 persen wanita berusia 30-an dan 19,7 persen wanita berusia 40-an, banyak yang cenderung bertubuh kurus namun mengidap obesitas.

“Mereka memiliki persentase lemak tubuh yang relatif tinggi dan kurangnya otot di lengan dan kaki. Studi menunjukkan bahwa pengecilan otot dikenal sebagai sarcopenia, baik secara mandiri maupun dikombinasikan dengan lemak tubuh, meningkatkan risiko gangguan kognitif, yang merupakan salah satu pemicu penuaan,” tutur Profesor Jung.

Au Yeung Tung-wai, seorang asisten profesor di Jockey Club Institute of Aging di Chinese University of Hong Kong, mengatakan semakin banyak orang dewasa muda yang usia biologisnya lebih besar dari usia kronologis mereka, yaitu jumlah tahun hidup mereka.

“Dari pertemuan saya sehari-hari dengan orang-orang dan melalui pengukuran kekuatan genggaman tangan, saya pikir mungkin benar bahwa generasi milenial mungkin lebih lemah dibandingkan orang tua mereka pada usia yang sama,” katanya.

Dia juga melihat kondisi terkait usia seperti obesitas dan diabetes berkembang lebih awal dibandingkan sebelumnya.

“Dulu kami harus berjalan kaki dan melakukan banyak aktivitas fisik. Namun setelah pertumbuhan ekonomi yang pesat pada tahun 1970an, masyarakat semakin jarang berolahraga dan menghabiskan sebagian besar waktu luang mereka di media sosial dibandingkan melakukan aktivitas fisik,” katanya.

Lalu, temuan survei 2022 yang dilakukan perusahaan asuransi kesehatan Bupa di Hong Kong terhadap 500 generasi milenial berusia 25-40 tahun menggarisbawahi, bahwa generasi muda tidak memprioritaskan kesehatan mereka, meskipun mereka tahu bahwa mereka seharusnya memprioritaskan kesehatan.

Lebih dari enam dari 10 responden menganggap diri mereka sadar akan kesehatan. Namun, kurang dari separuh (48 persen) merasa puas dengan kesehatan mereka secara keseluruhan.

Lebih dari separuh (53 persen) mengatakan mereka tidak memiliki cukup waktu untuk mempertahankan gaya hidup sehat, dan 45 persen melaporkan melakukan latihan fisik kurang dari sekali seminggu.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar