Tsunami di Palu Membuat Korban Trauma Air atau Laut

Kondisi setelah tsunami

POTRETRIAU.COM - Tsunami menggulung Palu, Sulawasi Tengah, Jumat (28/9) dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Dalam video detik-detik terjadinya bencana tersebut, orang-orang berteriak ketakutan melihatnya.

 

Setelah bencana ini terjadi, mungkinkah para korban di sana akan mengalami ketakutan berlebih terhadap air atau laut? Psikolog dari Personal Growth, Veronica Adesla mengatakan bahwa ketakutan itu merupakan salah satu gejala dari trauma  psikologis.

"Menghindari tempat atau kegiatan yang dapat mengingatkan kembali peristiwa traumatis, seperti air/laut, bunyi suara air, angin, suara teriakan," ujarnya melalui pesan singkat, Sabtu (29/9/2018).

Selain itu, ketakutan akan air atau laut bisa dibarengi dengan reaksi korban yang menarik diri dari sosial atau mengisolasi diri dengan tidak bergaul atau bersosialisasi. Bisa juga kehilangan minat untuk melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari.

Hal-hal tersebut menunjukkan adanya reaksi perilaku yang apabila terjadi lebih dari satu bulan sejak kejadian ini, bisa jadi korban mengalami trauma psikologis.

Veronica mengatakan bahwa dukungan besar sangat dibutuhkan para korban untuk kesehatan mentalnya dalam bentuk yang beragam, misal posko darurat atau hanya sekedar doa dari masyarakat Indonesia di mana saja.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar