HMI Minta Presiden Berkomunikasi dengan Tiongkok untuk Hentikan Penindasan Muslim Uyghur
PEKANBARU, POTRETRIAU.com - Puluhan massa yang tergabung dalam HMI Cabang Pekanbaru melakukan aksi simpatik terhadap umat Muslim Uyghur yang berada di wilayah Xinjiang, Tiongkok. Dalam aksi yang dilaksanakan siang ini, tidak hanya dari HMI saja namun beberapa ormas lain seperti Peta juga ikut meramaikan aksi damai tersebut.
Aksi ini dilakukan di depan Kantor Gubernur Riau dan dilanjutkan ke Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Riau. Massa melakukan orasi dan membentangkan spanduk yang berisikan kecaman terhadap Pemerintah Tiongkok yang melakukan penindasan Muslim Cina di Xinjiang.
Dalam orasinya, Korlap Aksi, Sahrin, menyampaikan bahwa sikap Tiongkok terhadap warganya tersebut sudah melanggar nilai kemanusiaan. Mulai dari dugaan sikap diskriminasi pemerintah, penangkapan dan penahanan di kamp konsetrasi, pemaksaan untuk melepaskan keyakinan dan lainnya. Sikap Tiongkok ini pun memicu kecaman dari dunia internasional.
- JPO di Jalan Sudirman Akhirnya Diperbaiki, Setelah Ada Korban Jiwa
- Hendak Mandi, Seorang Anak di Bengkalis Terkejut Melihat Tubuh Ayahnya Tergantung
- 250 Hektar Lebih Lahan Terbakar di INHIL
- Warga temukan 2 Jenazah Pria Tanpa Busana Mengambang di Sungai Cimanuk
- Aksi Cepat Jokowi Kunjungi Lokasi Gempa Palu Mendapat Pujian Dari SBY
"Kami mengutuk sikap Tiongkok yang melakukan pelanggaran kemanusiaan terhadap Musilm Uyghur," ujar Sahrin pada Jumat (21/12/2018).
Disampaikan Sahrin bahwa dalam Deklarasi HAM tahun 1948, disebutkan bahwa setiap manusia diberikan hak untuk memeluk agama yang diyakini. Demikian juga yang tercantum dalam UUD 45 Pasal 22, 28, 29 dan 38 yang menyatakan kebebasan memeluk agama yang dijamin oleh negara.
Untuk itu massa meminta kepada Presiden Indonesia untuk berbicara kepada Pemerintah Tiongkok untuk menghentikan sikap opresif kepada Muslim Uyghur. Selain itu juga kepada pihak yang melakukan kekerasan agar ditindak sesuai hukum yang berlaku.
"Kita juga meminta agar PBB melakukan investigasi di Xinjiang dan mengirimkan bantuan terkoordinir kepada Muslim Uyghur," tambah Sahrin.
Selain itu massa juga menyuarakan agar seluruh negara Islam dan juga aktivis HAM untuk membuka mata dan memberikan bantuan kepada warga Xinjiang yang tertindas oleh pemerintahnya sendiri. "Kita juga ajak masyarakat untuk turun ke jalan menyuarakan dukungan untuk mereka," pungkasnya.
Tulis Komentar