23 Meninggal dan Lebih 5.000 Mengungsi, Ini Data Terbatu Korban Banjir dan Longsor di Sulsel

Banjir menggenang Perumahan Nusa Mappala Permai, Kabupaten Gowa, Selasa (2312019). - Ari Maryadi

POTRETRIAU.com - Jumlah korban meninggal, hilang, dan mengungsi akibat banjir dan longsor di sejumlah kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan terus bertambah.

Sejak Selasa (22/1/2019) kemarin, hingga Rabu (23/1/2019) malam ini, total jumlah korban meninggal tercatat 23 orang, 48 orang dinyatakan hilang dan lebih 5.000 warga mengungsi.

Terbanyak korban terjadi di Kabupaten Gowa.

Data tersebut dihimpun dari pantauan wartawan Tribun di berbagai daerah dan dari sejumlah sumber resmi.

Di antaranya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Humas Pemkab Gowa, Pemkab Maros, BPBD Jeneponto, Polres Jeneponto, BPBD Makassar, dan pemerintah daerah terdampak banjir dan longsor.

Rinciannya sebagai berikut:

Meninggal
- Gowa: 12 orang
- Maros: 4 orang
- Jeneponto: 5 orang
- Selayar: 1 orang
- Pangkep: 1 orang

Hilang
- Gowa: 41 orang (21 di Bungaya dan 20 warga di Kecamatan Manuju)
- Jeneponto: 7 orang di Desa Sapanang, Kecamatan Binamu

Mengungsi
- Gowa: 3.534 orang.
- Jeneponto: 200-an warga
- Makassar: 1.800-an warga (Terbanyak di Manggala, Tamalanrea, Biringkanaya dan Tamalate)

Ada pun wilayah di Sulsel yang terdampak banjir sebanyak 11 kabupaten dan kota:
- Gowa
- Jeneponto
- Maros
- Makassar
- Pangkep
- Wajo
- Soppeng
- Barru
- Bantaeng
- Sidrap 
- Selayar

Kebutuhan mendesak pengungsi korban banjir:
- Makanan
- Air bersih
- Obat-obatan
- Kebutuhan bayi dan wanita

Sementara itu hingga malam ini, layanan suplai air bersih dari IPA Sombaopu (PDAM Makassar), PDAM Gowa dan PDAM Maros masih terganggu.

Diperkirakan suplai air bersih akan kembali normal hingga 2-3 hari ke depan.

Kabupaten Gowa
Laporan terbaru, ada lima warga yang tertimbun longsor di Dusun Pattiro Desa Pattallikang Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, akhirnya ditemukan, Rabu (23/1/2019) petang.

Kelima warga ini ditemukan dalam keadaan meninggal dunia berdasarkan data dari Humas Polres Gowa.

Kelima korban yang berjenis kelamin perempuan ini tercatat bernama Sadda (63), Sri wahyuni (13), Ulfa (2 tahun), Nurhipayah (20), dan Lina (30).

Dengan demikian total jumlah korban meninggal di Gowa sejak kemarin hingga malam ini dilaporkan 12 orang.

Sementara itu jumlah pengungsi bencana banjir dan tanah longsor terus meningkat. Total jumlah pengungsi kini mencapai 3.534 orang.

Data ini diperoleh dari Bagian Humas dan Kerja Sama Pemkab Gowa, Rabu (23/1/2019) pukul 21:00 wita.

Dengan tambahan jumlah pengungsi tersebut, kini ada belasan posko pengungsi disediakan Pemerintah Kabupaten Gowa.

Rinciannya:

- Masjid Baitul Jihad Tompobalang: 80 orang
- Kelurahan Samata: 300 orang
- Masjid Mangangalli: 352 orang

- Puskesmas Pallangga: 30 orang
- Kantor Camat Pallangga: 56 orang
- Bontoramba: 94 orang

- Pasar Minasamaupa: 600 jiwa
- Gardu Induk PLN: 150 orang
- Pandang-Pandang: 226 orang

- Bukit Tamarunang: 160 orang
- Kompleks RPH Tamarunang: 580 orang
- Pangkabinanga: 461 orang

- Puskesmas Kampili: 6 orang
- Dusun Pattiro (Kecamatan Manuju): 259 orang 
- Desa Mangempang (Kecamatan Bungaya): 180 orang

Bupati Gowa Adnan Purictha IYL mengatakan pihaknya telah menyalurkan bahan logistik dan makanan kepada para pengungsi.

Bahan logistik terus bertambah posko induk di Baruga Karaeng Pattingalloang.

Bahan makanan tersebut berupa mi instan, telur, beras, pakaian, popok, makanan ringan, air minum, selimut, dan sebagainya mulai berdatangan dan segera disalurkan.

"Alhamdulillah hari ini banyak bantuan yang datang. Ini tiada lain karena panggilan hati untuk membantu saudara-saudaranya yang lagi mengalami musibah," kata Adnan.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar