Ukraina Larang Warga Rayakan Hari Kemerdekaan

Ukraina melarang warga merayakan hari kemerdekaan yang jatuh pada Rabu (24/8) karena khawatir bisa menjadi target empuk serangan brutal Rusia. (AFP/Dimitar Dilkoff)

POTRETRIAU.com - Ukraina melarang warga merayakan hari kemerdekaan yang jatuh pada Rabu (24/8) karena khawatir bisa menjadi target empuk serangan brutal Rusia.

Reuters melaporkan bahwa pemerintah sejumlah daerah di Ukraina mulai mengumumkan larangan tersebut sejak awal pekan ini, beberapa hari sebelum perayaan hari kemerdekaan.

Meski jauh dari pusat konflik, pemerintah kawasan Ibu Kota Ukraina, Kyiv, akan melarang acara HUT kemerdekaan mulai Senin hingga Kamis pekan ini.

Daerah yang menjadi medan tempur, seperti Kharkiv dan Mykolaiv, juga melarang perayaan hari kemerdekaan.

Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, bahkan mengumumkan perpanjangan jam malam, menjadi dari 16.00 hingga 07.00 keesokan harinya. Aturan ini berlaku pada Selasa hingga Kamis.

Gubernur Mykolaiv, Vitaliy Kim, juga mengimbau agar warga bekerja dari rumah pada Selasa hingga Rabu. Selama itu, warga juga diminta tak berkumpul dalam jumlah besar.

Pengetatan keamanan ini digalakkan setelah Amerika Serikat menyatakan bahwa Rusia diperkirakan bakal menggencarkan gempurannya menjelang HUT Ukraina.

"Kami memiliki informasi bahwa Rusia sedang meningkatkan upaya untuk melancarkan serangan terhadap infrastruktur sipil dan fasilitas pemerintah Ukraina dalam beberapa hari mendatang," kata pejabat senior intelijen AS kepada Reuters, Senin (22/8).

Ia kemudian berkata, "Mengingat rekam jejak Rusia di Ukraina, kami prihatin dengan ancaman lanjutan yang ditimbulkan oleh serangan Rusia terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil."

Perayaan kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet tahun ini bertepatan dengan enam bulan invasi Rusia. Sejak menggempur Ukraina pada 24 Februari lalu, Rusia belum juga menyerah.

Namun, hingga kini belum jelas betul tujuan Rusia menginvasi Ukraina. Sejumlah pengamat menganggap Rusia ingin merebut kawasan timur Ukraina.

Sementara itu, beberapa pengamat lainnya menilai Presiden Vladimir Putin memang ingin merebut keseluruhan Ukraina.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar