Firman ; Relevankah zaman sekarang masih mengenang PKI?

PEKANBARU, POTRETRIAU.com - Setiap tahunnya tgl 30 September seperti menjadi alaram bagi masyarakat Indonesia untuk mengingat kembali sebuah partai yang berdiri di Indonesia pada tahun 1924 itu yang berideologi komunis. mengapa tgl 30 September? Pada tgl 30 September ini merupakan hari di mana meletus pemberontakan yang paling besar, meskipun 1948 PKI juga sempat memberontak di Madiun namun berhasil di tumpaskan TNI AD. Pada tgl 30 September 1965 ( G 30 S/PKI) merupakan hari PKI membuat pemberontakan kedua kali dan menelan korban cukup banyak di antaranya ada 7 Jendral korban akibat pemberontakan itu ,yaitu ;Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Letjen M.T. Haryono, Letjen Anumerta Raden Suprapto, Letjen Anumerta Siswondo Parman, Mayjen Anumerta Donald Ignatius Panjaitan, Mayjen Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean.

Sampai sekarang setiap tahun di tanggal 30 September menjadi hari bersejarah dan terus di kenang. Berbagai cara masyarakat mengingatnya, ada yang menayangkan kembali cuplikan film pemberontakan PKI pada tgl itu, ada yang membuat diskusi ilmiah atau talkshow sampai membuat pamflet peringatan G 30 S/ PKI.

Nah, sampai sekarang peringatan itu di adakan,maka timbul pertanyaan masih relevan kah mengenang PKI dengan zaman sekarang? Zaman di mana lambang PKI dan orang orang yang berafiliasi atau bahkan PKI sulit di temukan. Jangan-hagan kita terjebak dengan parno? Merasa takut yang berlebihan sehingga yang sudah tidak ada sekarang pun kita ingat kembali? apakah PKI bisa bangkit lagi di Indonesia?

Anhar gonggong sejarawan Indonesia berpendapat bisa relevan bisa juga tidak. Satu sisi PKI merupakan sebuah partai yang berideologi dan ideologi tak akan pernah mati, namun satu sisi lain PKI sulit untuk bangkit lagi karena sudah meninggal kan sejarah kelam di Indonesia. Seluruh lapisan lmasyarakat merasa betul pahit dan sedihnya tanggal 30 September 1965 karena hadir petaka besar sebab PKI.

Saya menilai PKI memang sulit untuk bangkit namun masyarakat Indonesia harus tetap berjaga jaga, mengapa? Sekarang ini sangat sulit memprediksi perubahan perubahan baik politik atau ekonomi. Kita bisa melihat sekarang ini negara negara yang tak pernah kita bayangkan akan menjadi negara raksasa atau adidaya berubah menjadi negara besar yang menguasai dan berpengaruh besar di dunia dan sebaliknya kita juga tidak terfikir sebuah negara yang tak terkalahkan dari semua aspek dan mempengaruhi elektabilitas dunia, kini hampir jatuh ke jurang resesi.

Meskipun PKI tidak lagi di terima oleh hati masyarakat Indonesia tapi menurut saya ada banyak cara dan kesempatan paham komunis masuk di masyarakat, mulai dari ekonomi, hal ini dilihat sekarang banyak negara-negara yang inflasi tak terkendali dan jatuh ke dalam resesi sehingga kebijakan politik juga tidak stabil dan sehat untuk negaranya. Betul apa kata wakil Presiden ke 5 dalam bukunya Politik Ekonomi Indonesia menyatakan bahwa ekonomi dan politik seperti 2 sisi mata uang yang tak bisa di pisahkan, dari politik begitu juga apabila salah dalam memilih pemimpin bukan tak mungkin pemikiran-pemikiran komunis masih ada, seperti 1955 mereka memenangkan pemilu dan menjadi partai terbesar ke 4 dan banyak memegang posisi penting pengambil kebijakan di Indonesia, padahal sebelumnya PKI sudah di bumi hanguskan 1948 pada pemberontakan Madiun, tapi tak semuanya. Bibit-bibitnya seperti sebatang pohon ( memiliki akar dan cabang) dan bisa saja apa bila mereka sudah masuk dalam pengambil kebijakan akan sangat mudah mereka masuk ke sosial masyarakat, masuk di budaya masyarakat, pendidikan dan lainnya  ( kata Firman yang menjabat sebagai ketua IPMK2M - Pekanbaru)

Jadi memperingati G 30 S/ PKI bukanlah hal yang lebai, namun sebaliknya bisa melahirkan nilai nilai nasionalis dalam setiap pribadi masyarakat Indonesia, tentu nya memperingati harus betul-betul, maksudnya Jagan cuma tau tanggalnya, kalau bisa harus di iringi dengan membaca sejarah nya, berdiskusi dengan tokoh yang tau dan paham atau lainnya yang bisa menghadirkan roh perjuangan mempertahankan keutuhan NKRI.

"Dalam hal ini saya juga menyampaikan harapan kepada pemerintah Indonesia untuk hadir bagaimana penanaman nilai nasionalis bela negara harus terus di laksanakan dan di kuat kan, kegiatan nya Jagan pula hanya formalitas saja tapi harus betul betul menyentuh ke semua masyarakat dan di rasakan nilai nilai nasionalis," Tutup Firman.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar