Ada yang Coba Halangi Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan

JAKARTA, POTRETRIAU.com - Ada pihak yang mencoba menghalangi autopsi jenazah para korban tragedi Stadion Kanjuruhan, sehingga banyak yang awalnya setuju, belakangan membuat surat pernyataan menolak anggota keluarganya diautopsi

Fakta tersebut diungkapkan anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan Laode Muhammad Syarif. Dikatakan Laode, mereka meminta keluarga korban agar tidak menyetujui permintaan autopsi.

"Itu betul adanya (ada upaya yang menghalangi keluarga korban)," kata Laode, Sabtu (5/11/2022) dikutip dari YouTube Metrotvnews.

"Keluarga ini banyak yang didatangi, didatangi oleh pihak-pihak yang mengatakan autopsi itu tidak perlu dilakukan." 

"Sehingga banyak keluarga yang dulunya bersedia akhirnya menuliskan surat pernyataan untuk tidak bersedia diautopsi," lanjutnya.

Informasi yang didapat dari pihak keluarga korban, sebut Laode, mereka didatangi oleh pihak kepolisian. 

Dalam hal ini, kata Laode, pihak kepolisian tidak memberikan sebuah ancaman, namun menurutnya ada upaya untuk menghalangi keluarga korban. 

"Mereka bilang didatangi oleh polisi, tidak mengancam, tetapi selalu mengatakan bahwa dia sudah tenang di sana, ngapain lagi diautopsi," katanya.

Lanjut Laode mengatakan, pihaknya juga menemui kendala pada pihak tim dokter yang diminta untuk melakukan autopsi pada korban tragedi Kanjuruhan. 

Mereka disebut sempat merasa enggan dan takut saat diminta untuk melakukan autopsi.

"Kita juga berhubungan dengan dokter di mana banyak korban dirawat, mereka pun ada ketakutan dan keengganan, karena mereka takut, karena ini peristiwa yang sangat kelam," ujarnya.

"Mereka takut diperpanjang dengan menjadi saksi, dan lain-lain," tuturnya.

Diharap Bisa Buka Tabir

Ekshumasi dan autopsi korban meninggal tragedi Kanjuruhan akhirnya dilakukan oleh tim dokter forensik pada Sabtu (5/11/2022) hari ini.

Autopsi dilakukan terhadap dua jenazah yakni Natasya Debi Ramadani (16) dan Naila Debi Anggraini (13). 

TGIPF mendatangi lokasi pelaksanaan ekshumasi dua korban tragedi Kanjuruhan di Pemakaman Umum Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. 

Anggota TGIPF Irjen Pol Armed Wijaya menjelaskan, pihaknya ingin melihat secara langsung prosesi autopsi ini. 

Armed mengatakan pelaksanaan autopsi terhadap dua korban tragedi Stadion Kanjuruhan merupakan satu di antara rekomendasi TGIPF.

"Pelaksanaan autopsi menjadi salah satu rekomendasi TGIPF. Tentunya hasil autopsi bisa menjelaskan penyebab utama meninggalnya para korban," kata Armed.

"Karena itu ada keterkaitan dengan apakah ada dugaan gas air mata yang kedaluwarsa. Apakah berbahaya atau tidak," ujar Armed.

Menurutnya, apapun hasil autopsi dengan kaitannya penambahan pasal yang dituntutkan oleh massa, sepenuhnya akan diproses oleh penyidik kepolisian.

"Terkait hasil autopsi dengan kaitan penambahan pasal yang dituntutkan sebelumnya, nanti itu yang menangani penyidik," ujarnya.

"Juga terkait pelaksanaan autopsi terbuka atau bagaimana kami serahkan pada sistem yang ada," sambungnya.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar