PPI Yaman Tolak Kaitkan Masalahnya ke Rizieq, FPI: Pasti Terkait

JAKARTA, POTRETRIAU.com - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Yaman tak mau masalah tertahannya ratusan pelajar di Oman dikaitkan dengan masalah Habib Rizieq Syihab. FPI menanggapi.

"Di antara pelajar itu ada putri Habib Rizieq, ya pasti terkait lah," kata Juru Bicara FPI Slamet Maarif, Kamis (11/10/2018).

Rizieq adalah Imam Besar FPI yang saat ini berada di Mekkah Arab Saudi. Sebelumnya dia dikabarkan tak bisa keluar Saudi. Di sisi lain, ada putri Rizieq yang ikut tertahan di Oman dan tak bisa menyeberang ke Yaman, negara tempat dia belajar.

Anggota Dewan Syuro FPI Habib Muhsin Alatas menyatakan kondisi putri Rizieq baik-baik saja. Dia tertahan di Oman selama sekitar sepekan lebih sedikit. Putri Rizieq dikatakannya adalah mahasiswi di Universitas Al Ahgaff di Kota Mukalla, Provinsi Hadramaut, Yaman.

Menurut Muhsin, pengaitan antara kasus tertahannya ratusan pelajar Indonesia di Oman dengan Rizieq terjadi secara otomatis. Spekulasi tak bisa dibendung.

"Karena memang Habib Rizieq sedang menjadi 'buronan', menjadi orang yang sedang didiskreditkan oleh penguasa ini, ya akhirnya orang berspekulasi. Ya itulah yang terjadi," tutur Muhsin.

Meski begitu, dia mengakui tak ada hubungan antara kasus tetahannya ratusan mahasiswa di Oman dengan Rizieq. Tertahannya para pelajar yang tak bisa menyeberang ke Yaman itu menurutnya disebabkan oleh ketidakmaksimalan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar terkait. Persepsi yang mengaitkan kasus itu dengan Rizieq terbentuk sendiri.

 

"Iya terbentuk sendiri. Masyarakat menilai sendiri. Memang kepercayaan masyarakat terhadap penguasa sudah berkurang jauh, sehingga segala sesuatu ditujukan kepada politik sekarang ini," kata Muhsin.

Sebelumnya, Ketua PPI Yaman, Izzuddin Mufian Munawwar, memberi pernyataan soal ini. "Jangan mengaitkan masalah ini dengan kasus pencekalan Habib Rizieq di Saudi. Sangat tidak relevan," kata Izzuddin kepada detikcom, Selasa (9/10/2018).

"Saya minta tolong jangan ditarik-tarik ke ranah politik, karena ini murni kasus WNI yang telantar karena tidak ada respons pemerintah, khususnya KBRI," tandasnya.

Kini rombongan pelajar Indonesia itu sudah berhasil diseberangkan ke Yaman berkat upaya Kemenlu dan KBRI Oman serta KBRI Yaman. Jumlah orang dalam rombongan itu adal 178 orang, termasuk 38 perempuan dan 1 orang bayi. Mereka difasilitasi empat bus untuk menuju Hadramaut, Yaman. Mereka berangkat dari Salalah Oman pada Rabu (10/10) sekitar pukul 03.00 dini hari waktu setempat.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar