Pasutri Digorok karena Curi Beras, Pelaku Guru Ngaji dan Tokoh Agama
TULUNGAGUNG – Matal (60), pelaku pembunuhan sadis di Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dikenal sebagai guru ngaji dan tokoh agama.
Matal membunuh pasangan suami istri (pasutri) Barno (75) dan Musini alias Cimpling (65). Pasangan lansia ini adalah tetangga pelaku. Pasutri digorok hingga lehernya nyaris putus pada Jumat (16/11/2018) sekitar pukul 14.30 WIB.
Warga setempat, Dwi menuturkan, Matal dikenal sebagai sosok tokoh masyarakat dan memiliki segudang kegiatan.
- Sambil Menangis Roro Jatuh Pingsan di Kaki Ibundanya Setelah dihukum 5 Tahun Penjara
- Keterlaluan, di Dumai Ayah Tiri Tega Perkosa Anak dibawah Umur
- Janjikan CPNS dan Tenaga Kontrak pada Korban, Seorang Honorer Memperoleh Ratusan Juta
- Selama Tiga Bulan, Perempuan 25 tahun Ini Menjadi Budak seks Anggota ISIS
- Polisi Bongkar Makam Ibu Muda di Boyolali
Selain sebagai tokoh masyarakat dan tokoh agama, pelaku sehari-hari berwirausaha dengan jualan pentol di sekolah yang berada di Kecamatan Ngantru.
“Kalau pagi menjual pentol di utara sungai, di Ngantru,” jelasnya.
Dwi mengatakan pelaku dikenal baik dengan warga sekitar. Namun, pelaku pernah mengalami gangguan kejiwaan dan sudah sembuh total. Bahkan, di lingkungan sekitar diketahui sebagai tokoh agama.
“Setiap hari kelakuannya baik. Bahkan setiap malam Jumat pelaku jadi pemimpin kegiatan yasinan dan tahlilan dan sering azan waktu salat tiba,” jelasnya.
(Matal ditangkap polisi)
Dia tidak mengira jika Matal yang dikenal sebagai tokoh agama itu tega melakukan pembunuhan secara sadis. Bahkan, setiap malam Matal juga menjadi guru ngaji anak-anak di masjid setempat.
“Baik dalam kesehariannya. Dia itu terkenal khusyuk berkaitan dengan agama. Bahkan dia juga guru ngaji anak-anak kecil,” ungkapnya.
Dwi menambahkan, Matal memiliki istri dan dua orang anak. Namun, istri dan satu orang anaknya meninggalkan rumahnya dan pulang ke ibu kandung.
“Yang berada di sini ya Matal sama satu anak laki-laki yang sudah dewasa dan sudah kerja,” ujarnya.
Diketahui pelaku memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Terkadang-kadang kumat dengan cara bicara sendiri. Namun ketika kumat, yang bisa melerai hanya Musini.
“Pernah kumat, tapi tidak separah ini. Kalau kumat yang bisa menjelaskan hanya Mbah Cimpling,” ungkapnya, seperti dilansir Radar Tulung Agung (Grup Jawa Pos/pojoksatu.id, Sabtu, 17 November 2018.
Jenazah pasangan suami istri yang digorok tetangga dinaikkan ke ambulans. (Istimewa)
Hingga kini motif pelaku menghabisi nyawa pasutri lansia itu belum terungkap. Namun pelaku diduga menghabisi nyawa pasangan suami istri itu karena pernah mencuri berasnya.
“Saya pernah menanyai pelaku terus dijawab oleh pelaku jika korban pernah mencuri berasnya,” ucap saudara korban, Anggi, sambil menirukan jawaban dari Matal.
Tulis Komentar