Ditopang Kelapa Sawit, Nilai Ekspor Riau Naik 10,28 Persen
PEKANBARU, POTRETRIAU.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat nilai ekspor Riau Oktober 2022 sebesar US$ 2,00 miliar, mengalami kenaikan 10,28 persen dibanding ekspor September 2022.
Kepala BPS Provinsi Riau, Misfaruddin mengatakan demikian juga ekspor nonmigas Oktober 2022 sebesar US$ 1,91 miliar, mengalami kenaikan sebesar 9,65 persen dibanding ekspor nonmigas September 2022. Sehingga kontribusi seluruh ekspor Riau terhadap nasional sebesar 8,08 persen.
"Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor. Komoditas utama yang diekspor adalah Minyak kelapa sawit dan fraksinya, pulp
- BPKAD Akan Surati Mantan Pejabat yang Tak Berhak Gunakan Mobil Dinas
- HMI MPO Cabang Pekanbaru Adakan Latihan Kader 2
- Menghindari Fitnah, Kepala Bidang P4KSDKI Diskominfops Kabupaten Inhil Tunggu Audit BPK
- Kurir Shabu-Shabu seberat 1,02 Kg ditangkap Polsek Senapelan
- Sebar Info Hoaks Gempa Bumi 8,6 SR Hasil Editannya, Wanita Ini Ditangkap Polda Riau
kayu kimia, serta berbagai produk kimia," ujar Misfaruddin, Selasa 15 November 2022.
Diungkapkan Misfaruddin, secara kumulatif nilai ekspor Riau Januari-Oktober 2022 sebesar US$ 18,88 miliar juga mengalami kenaikan sebesar 14,07 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Demikian juga ekspor nonmigas sebesar US$ 17,54 miliar, mengalami kenaikan sebesar 16,66 persen.
"Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya ekspor nonmigas sebesar 9,65 persen dan ekspor migas sebesar 24,76 persen. Ekspor nonmigas dari US$ 1,74 miliar pada bulan September 2022 naik menjadi US$ 1,91 miliar pada bulan Oktober 2022. Ekspor migas juga mengalami kenaikan dari US$ 75,38 juta pada bulan September 2022 naik menjadi US$ 94,05 juta pada bulan Oktober 2022," jelasnya.
Dirincikan Misfaruddin, selama Oktober 2022, dari 10 golongan barang ekspor nonmigas terbesar, empat golongan
mengalami kenaikan dibanding September 2022.
Kenaikan yang terbesar terjadi pada kelompok Lemak & Minyak Hewan/Nabati yaitu sebesar US$ 248,91 juta, diikuti oleh Bahan-bahan Nabati US$ 6,70 juta, Serat Stapel Buatan sebesar US$ 3,53 juta dan Tembakau sebesar 0,71 juta.
"Sedangkan yang mengalami penurunan antara lain golongan Bubur Kayu (Pulp) sebesar US$ 32,79 juta, diikuti Berbagai Produk Kimia US$ 27,13 juta, Kertas dan Karton sebesar US$ 15,58 juta, Bahan
Kimia Organik sebesar US$ 9,60 juta, Ampas dan Sisa Industri Makanan sebesar US$ 7,77 juta, dan Berbagai Makanan Olahan sebesar 1,33 juta," tukasnya.
Sementara, dari sisi pertumbuhan ekspor 10 golongan barang utama nonmigas tersebut pun mengalami kenaikan sebesar 16,82 persen terhadap periode yang sama tahun 2021.***
Tulis Komentar