Indonesia KLB Polio dan Riau Peringkat 6 Terbawah Cakupan Imunisasi, Begini Tanggapan Dewan
PEKANBARU, POTRETRIAU.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi menyatakan bahwa Indonesia tengah menghadapi risiko tinggi Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio. Komisi V DPRD Riau mengingatkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) serius menyikapi.
Angka Vaksinasi polio di Provinsi Riau berada di peringkat enam terbawah di Indonesia dan berada di bawah rata-rata nasional. Dengan capaian vaksinasi hanya 66,2 persen, Riau masuk ke zona merah resiko polio nasional.
Menanggapi itu, Anggota Komisi V DPRD Riau Ade Hartati Rahmat menuntut Pemprov Riau untuk waspada mencegah kasus polio di Riau, juga untuk menggenjot angka vaksinasi polio.
- BPKAD Akan Surati Mantan Pejabat yang Tak Berhak Gunakan Mobil Dinas
- HMI MPO Cabang Pekanbaru Adakan Latihan Kader 2
- Menghindari Fitnah, Kepala Bidang P4KSDKI Diskominfops Kabupaten Inhil Tunggu Audit BPK
- Kurir Shabu-Shabu seberat 1,02 Kg ditangkap Polsek Senapelan
- Sebar Info Hoaks Gempa Bumi 8,6 SR Hasil Editannya, Wanita Ini Ditangkap Polda Riau
"Perlu keseriusan dari Pemprov untuk melakukan langkah koordinasi ke Pemerintah Kabupaten Kota, mengingat capaian imunisasi merupakan kewenangan langsung kabupaten/kota," kata Ade Hartati, Rabu (23/11/2022).
Ia mengatakan perlu koordinasi yang baik antara pemprov dan pemkab serta pemko untuk melakukan sosialisasi vaksin, terutama melalui kader-kader Posyandu. Kata dia, harus ada strategi bersama antara pemprov dan kabupaten/kota agar capaian imunisasi polio sesuai harapan.
"Sosialisasi dan edukasi langsung ke masyarakat serta melibatkan langsung masyarakat terutama kader Posyandu yg merupakan ujung tombak kesehatan di akar rumput," kata Ade.
Masalah terkait keraguan masyarakat atas keamanan zat-zat vaksin perlu disosialisasikan secara aktif. Sehingga masyarakat tidak ragu untuk memvaksin anaknya.
"Strategi dalam hal memberikan sosialisasi dan edukasi bagi keluarga yg memiliki balita harus segera dilakukan. Menggairahkan kembali Posyandu-Posyandu agar masyarakat mau datang ke Posyandu menjadi satu hal yang harus dilakukan," tegas Ade.
Selain Riau, deretan daerah lain yang cakupan vaksinasinya rendah adalah Papua Barat sebagai yang paling rendah, yakni hanya 43,4% dari total bayi lahir hidup yang berjumlah 19,2 ribu jiwa pada 2021.
Provinsi dengan cakupan terendah berikutnya adalah Aceh 50,9%, Sumatra Barat yaitu 61%, dan Papua 61,5%, serta DKI Jakarta dengan capaian 63,3 %.
Sedangkan provinsi dengan cakupan imunisasi polio tertinggi adalah Sulawesi Selatan, yakni 96,7%.
Dari 34 provinsi, sebanyak 19 provinsi memiliki cakupan imunisasi polio di bawah rata-rata nasional yang angkanya 80,7%. Sedangkan 15 provinsi lainnya di atas angka rata-rata. Adapun data cakupan imunisasi polio di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak tersedia karena diisi dengan imunisasi IPV dosis ke-3.
Untuk diketahui, Kemenkes menyebutkan ada 415 kabupaten/kota dari 30 provinsi di Indonesia yang masuk kategori risiko tinggi atau zona merah polio. Hanya empat daerah yang bebas dari risiko tinggi, yakni Jambi, Banten, dan Bali masuk kategori risiko sedang atau zona kuning. Sementara DI Yogyakarta masuk kriteria risiko rendah atau zona hijau.
Pemetaan risiko polio itu didapatkan dari analisis yang mengacu pada ketentuan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"(Sebanyak) 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kriteria risiko tinggi. Analisis dilakukan dengan menggunakan tools WHO, per November 2022," kata Kemenkes dalam paparannya, Senin (21/11/2022) kemarin.
Tulis Komentar