Begini Dampak Bandara SSK II Jika Tak Layani Rute Internasional

PEKANBARU, POTRETRIAU.com - Pemerintah pusat melalui Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana mengurangi jumlah bandara rute internasional. Pemangkasan bandara internasional tersebut dengan alasan untuk meningkatkan pariwisata dalam negeri, sehingga masyarakat memilih berlibur di dalam negeri.

Terkait rencana pemangkasan bandara internasional itu, Wakil Ketua DPRD Riau, Agung Nugroho menilai hal ini tentu akan menimbulkan banyak kerugian jika status Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru ikut dicabut.

"Tentu hal ini akan sangat mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah kita. Wisatawan-wisatawan dari luar negeri itu sudah banyak yang ke Riau. Jadi kalau tidak bisa langsung ke sini (penerbangannya) tentu akan mengganggu," kata Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho, Selasa (28/2/2023).

Selain itu, kata Agung, masyarakat Riau banyak yang berobat ke luar negeri, khususnya Malaysia. Ini semakin menyusahkan masyarakat yang mau berobat.

"Kalau dibilang kenapa tidak berobat di sini (Riau) ya karena fasilitas belum mumpuni, mau ke Jakarta tiketnya malah lebih mahal daripada tiket ke Malaysia," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat mengatakan, jika Bandara SSK II Pekanbaru tak layani penerbangan internasional, maka akan berdampak dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara masuk ke Riau.

"Kalau Bandara SSK ditutup melayani penerbangan internasional tentu dampaknya akan terjadi pengurangan jumlah wisatawan mancanegara, khususnya dari negara tetangga Malaysia," katanya, Selasa (28/2/2023).

Lebih lanjut Roni mengatakan, tahun 2022 kunjungan wisatawan mancanegara di Riau yang masuk lewat Bandara SSK II Pekanbaru sekitar 6.000-an orang.

"Yang wacana akan ditutup kan bandara, kalau pelabuhan tidak, makanya itu akan mengurangi jumlah wisata, kalau hilang tidak karena wisatawan dari negara tetangga bisa menggunakan transportasi laut," sebutnya.

Selain itu, kata Roni, dampak dari tutupnya penerbangan internasional akan berpengaruh terhadap pendapatan berkurang bagi pelaku usaha pariwisata.

"Termasuk tingkat hunian hotel juga akan berkurang. Karena estimasi perputaran uang yang dihasilkan dari pariwisata pada tahun 2022 berkisar Rp8,8 triliun dengan tingkat hunian kamar hotel 41,6 persen per hari. Kalau penerbangan internasional ditutup, tentuj pendapatan pelaku usaha pariwisata berkurang," tukasnya.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar