Melihat Warisan Perang Dunia II di Museum Rumah Bundar Tarakan

POTRETRIAU.com - Museum Rumah Bundar bisa menjadi pilihan tujuan wisata sejarah, bagi anda yang sedang berkunjung ke Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Banyak barang bernilai sejarah di sana, antara lain sisa perlengkapan tentara Jepang dan sekutu serta bangunan itu sendiri yang dibangun sejak 1930-an.
Dinamakan Museum Rumah Bundar karena atapnya seperti bulatan drum yang dipotong rata di tengahnya.
Di sana dapat dilihat pedang Samurai, peluru, senjata, baling-baling pesawat tempur, sepatu para penjajah dan helm tentara sekutu. Di sana juga banyak foto-foto saat terjadinya Perang Dunia II di Tarakan.
- Bupati Inhil Sambut Baik Gelaran Festival Kuliner 2019
- Bupati Meranti : Perang Air Bukan Ritual Keagamaan Namun Kebiasaan Orang Selatpanjang
- Menikmati Wisata Edukasi Kelinci 'Kampoeng Rabbits' di Pekanbaru
- Festival Pacu Jalur Tradisional Kuansing, Tuah Keramat Sialang Soko Berhasil Bawa Gelar Juara 1
- Jakarta Islamic Center, dari Kawasan Prostitusi Terbesar di Asia Tenggara Menjadi Tempat Ibadah Umat
Museum Rumah Bundar di Jalan Danau Jempang atau 15 menit dari Bandara Juwata adalah bangunan peninggalan Belanda.
Rumah seluas 6 x 12 itu kemudian difungsikan di tahun 1945 oleh tentara sekutu sebagai pusat kegiatan untuk memperbaiki lingkungan di Tarakan yang rusak berat, akibat perang dunia ke-2 saat melumpuhkan tentara Jepang.
Tarakan menjadi daerah bersejarah karena tempat tentara Jepang pertama kali mendarat 1947. Tarakan tercatat sebagai daerah palagan Perang Dunia II (World War II).
Kekayaan sumber daya alam Tarakan, yakni minyak tanah menjadi salah satu magnet bagi kekuatan asing untuk menguasai pulau itu.
Kekayaan itu juga jadi petaka karena mengobarkan peperangan yang sesuai fakta sejarah dari dokumen, tercatat bahwa perang di Tarakan lebih sengit ketimbang perang Pearl Harbour.
Namun, perang Pearl Harbour lebih terkenal karena perang antara tentara Jepang dan Amerika di Hawwai itu sering dijadikan tema film Hollywood.
Donna, staf Museum Rumah Bundar menuturkan, jumlah pengunjung lokal relatif sedikit yang datang.
"Justru pengunjung (Museum Rumah Bundar) secara rombongan banyak datang dari kelompok mahasiswa dari luar daerah, rombongan pejabat dari Jakarta dan rombongan wisatawan mancanegara, khususnya Australia, Jepang dan Amerika," tuturnya, Senin (26/11)
Tulis Komentar