Mengenal Kanker Darah Seperti yang Diderita Ani SBY

Ani Yudhoyono Terbaring Sakit

POTRETRIAU.com - Mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono, istri Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diketahui jatuh sakit. Berdasar penyataan SBY, Ani mengidap kanker darah. 

Dia diketahui mengidap kanker darah setelah menjalani medical treatment di Singapura. Saat ini, dia menjalani pengobatan dan perawatan yang intensif di University Hospital Singapura. 

Secara umum, ada tiga jenis kanker darah yang dikenal di dunia medis. Ketiganya adalah leukemia, myeloma, dan limfoma. 


Leukemia adalah kanker yang menyerang sel darah putih. Sedangkan limfoma adalah kanker darah yang menyerang kelenjar getah bening. Sementara myeloma merupakan kanker pada sel plasma.

Kanker darah sendiri merupakan jenis kanker yang menyerang jaringan pembentuk darah. Hal itu berakibat pada menurunnya sistem kekebalan tubuh. Secara tidak langsung, kanker darah juga menghambat kemampuan tubuh melawan infeksi.

TERKAIT

Setiap tipe kanker darah memiliki gejala dan juga penyebabnya masing-masing. Hanya saja, secara umum, kanker darah memiliki satu gejala yang nyaris sama.

Mengutip berbagai sumber, anemia adalah gejala paling umum dari kanker darah. Penyakit kanker darah juga bisa menyebabkan kelelahan ekstrem. 

Orang yang mengalami kanker darah juga bisa mengalami sesak napas, pucat, nyeri dada, sampai pusing. 


Selain itu, pendarahan di hidung, gusi, luka, pendarahaan hebat saat menstruasi, dan lainnya. Penurunan berat badan melebihi lima persen tanpa diet atau olahraga juga bisa menjadi gejala kanker darah. 

Pada beberapa kasus menemukan hal-hal seperti usia, faktor genetik, infeksi kronis, penekanan sistem kekebalan tubuh, paparan kemoterapi dan radiasi, serta kelainan darah menjadi beberapa faktor risiko yang memicu timbulnya kanker darah.

Konsultan Hematologi Parkway Cancer Center, Colin Phipps Diong menjelaskan kanker darah memang merupakan penyakit genetik tapi tidak diturunkan oleh orang tua kepada anaknya.

"Ini bukan salah orang tua. Tidak, penyakit ini tidak diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Penderita yang hamil, bayinya akan baik-baik saja. Tidak seperti jenis kanker lain," kata Phipps.

Phipps menyebut perubahan gen pada penderita kanker darah terjadi secara spontan dan tiba-tiba. Perubahan ini tidak diturunkan, melainkan terjadi ketika sudah dikembangkan dalam tubuh.

Hingga saat ini, tak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya perubahan sel darah menjadi sel kanker itu. Beberapa penelitian mengaitkan dengan beberapa faktor seperti lingkungan, pola makan dan stres.

"Kanker darah tidak bisa dikaitkan dengan hal lain seperti merokok pada kanker paru atau alkohol pada liver," ujar Phipps.

Secara umum, risiko terkena kanker darah akan meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, ada pengecualian untuk kanker leukimia limfoblastik yang kebanyakan menyerang anak-anak.


Pengobatan selain kemoterapi

Diagnosis dini adalah salah satu cara terbaik untuk mengenali kanker darah. Namun seringkali gejala ini muncul setelah kanker darah menyebar dan mulai berada di stadium lanjut. 

Masyarakat sering kali cemas lantaran menganggap kanker darah baru dapat diketahui pada stadium akhir. Namun, menurut Phipps, kanker darah bisa dideteksi dini dengan memeriksakan gejala yang kerap timbul.

Gejala itu meliputi demam yang berkepanjangan, berat badan yang turun drastis, dan muncul pembengkakan pada getah bening untuk jenis limfoma. Jika merasa memiliki gejala ini, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

"Pengecekan kesehatan dapat mengetahui kondisi darah dan kenker dalam tubuh," ucap Phipps.

Pilihannya adalah kemoterapi sebagai pengobatannya. 

Selama ini pilihan pengobatan kanker darah terbatas pada kemoterapi, terapi sel bertarget atau transplantasi sumsum tulang belakang.

Pengobatan memungkinkan metode pengobatan baru untuk penderita kanker darah yang dikenal dengan terapi Car T atau CAR T-cell therapy. 

Konsultan Senior Hematologi Parkway Cancer Center (PCC) Singapura Lim ZiYi menjelaskan terapi CAR T merupakan metode memodifikasi sel pasien yang terkena kanker darah.

Modifikasi itu dimaksudkan untuk mengubah sel agar dapat mengenali dan melawan sel kanker dalam tubuh. Umumnya, sel kanker yang mengganas terjadi karena sel imun dalam tubuh tidak mengenali sel tersebut.

"Dimodifikasi secara genetik untuk meningkatkan sel imun agar dapat membunuh sel kanker darah," tutur ZiYi.

Pasien kanker, termasuk Ani Yudhoyono tak cuma pengobatan secara medis, namun orang-orang yang sakit juga membutuhkan dukungan dan semangat dari orang-orang terdekatnya. SBY sendiri saat ini mendampingi istrinya, Ani menjalani pengobatan. 

"Sebagai seorang suami, tentu saya harus mendampingi Ibu Ani dalam menghadapi ujian dan cobaan Tuhan ini," kata SBY.

"Bagaimanapun, saya Ibu Ani dan keluarga harus bersatu dalam semangat keyakinan dan kekuatan agar semua ikhtiar untuk penyembuhan Ibu Ani dengan izin pertolongan Allah dapat berhasil dengan baik." 


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar