Payung Elektrik Masjid Agung An-Nur Rusak Diterpa Hujan, DPRD Riau Pertanyakan Kualitas

PEKANBARU, POTRETRIAU.com - Sekretaris Komisi IV DPRD Riau, Sugeng Pranoto mempertanyakan kualitas payung elektrik raksasa yang saat ini tengah dibangun oleh Pemerintah Provinsi Riau di kompleks Masjid An-Nur. Pasalnya, tiang payung raksasa tersebut bengkok diterjang angin kencang saat hujan es yang melanda Kota Pekanbaru kemarin, Sabtu (25/3/2023) sore.

Menurut Sugeng, dengan besaran anggaran yang mencapai Rp42 Miliar tersebut, payung elektrik raksasa di Masjid An-Nur ini mestinya memiliki ketahanan yang sangat kuat.

"Katanya, terpalnya berkualitas, yang bisa bertahan dan tidak lapuk selama puluhan tahun, tapi kok ini bisa hancur ya," kata Legislator dapil Inhu - Kuansing tersebut.

Dilanjutkannya, jika dengan kondisi cuaca seperti ini dapat merusak pembangunan, maka wajar jika ada yang meragukan kualitas kontraktornya, sehingga muncul tudingan bahwa ada 'permainan' antara Dinas PUPR dan juga kontraktor.

"Kita kan tak tahu juga bagaimana proses tendernya, apakah kontraktornya ditunjuk karena faktor kedekatan apa gimana. Soalnya di daerah lain, seperti di Jawa Tengah, itu pembangunan payung raksasa nya tak ada persoalan kok," ulasnya.

Ditanya apakah ada rencana Komisi IV melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) atau memanggil Dinas PUPR beserta kontraktornya, Sugeng menyebut itu tergantung keputusan Komisi IV DPRD Riau.

"Kalau komisi setuju, ya kita oke-oke aja turun ke lapangan. Tergantung kesepakatan teman-teman komisi lah," katanya.

Sugeng sendiri dari awal sudah menolak proyek pembangunan ini, karena menurutnya belum terlalu urgen, apalagi masih banyak masjid-masjid di daerah yang butuh bantuan dari pemerintah.

"Iya saya kan dah pernah komentari dulu, silahkan dilanjutkan tapi kasih perhatian ke rumah ibadah yang proposalnya udah menumpuk. Kondisi sekarang, payung raksasa itu belum selesai, terus rumah ibadah di kampung-kampung juga belum terbantu," terangnya.

Adapun kerusakan payung yang dikerjakan oleh PT Bersinar Jesstive Mandiri itu adalah besi payung elektrik yang melengkung ke bawah meski cover telah terpasang. Sementara di sisi kiri masjid, bagian tengah payung elektrik mengalami kerusakan. 

Tampak cover payung elektrik yang berwarna putih itu rusak cukup berat menyebabkan cover lepas dari pengait. Proyek payung elektrik ini mengalami keterlambatan dari waktu yang ditentukan. 

Seharusnya, proyek PT Bersinar Jestive Mandiri ini kelar pada Desember 2022 lalu. Namun, hingga dua kali penambahan waktu, proyek ini belum juga tuntas. Sebelumnya, pemanjangan dispensasi waktu pengerjaan proyek senilai Rp 42 miliar itu hingga 50 hari kerja. Kemudian, pemanjangan kedua yakni 40 hari kerja yang ditetapkan sampai 28 Maret 2023. 

Menjelang dua hari masa kerja berakhir, kondisi di lapangan masih belum juga rampung terlepas dari imbas hujan es. Belum diketahui, penyebab keterlambatan rampungnya proyek pemasangan payung elektrik masjid di ibukota Riau. Proyek ini sendiri dianggarkan pada APBD Riau 2022, dimana saat itu Sekretaris Daerah (Sekda) Riau, SF Hariyanto, merangkap jabatan sebagai Plt Kepala Dinas PUPR.


[Ikuti PotretRiau.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar